Jakarta, 14 Oktober 2022 (SAHITYA.ID) – Sumber daya energi fosil saat ini seperti minyak dan gas bumi, dan batubara terus menipis. Belum ditemukannya cadangan baru untuk mengisi rasio pengurasan. Di tengah lesunya harga fosil global berkontribusi terhadap lesunya geliat ekplorasi nasional.
Indonesia kaya akan energi baru terbarukan, baik yang di permukaan bumi hingga di bawah permukaan bumi. Berikut gambaran umum dari sumber daya dan potensi tiap jenis energi baru terbarukan yang dimiliki.
Buku Potensi dan Peluang Investasi EBTKE, 2014, menyebut peluang investasi di subsektor energi baru terbarukan dan konservasi energi. Berikut prospektif potensi energi baru terbarukan.
1. Panas Bumi
- Advertisement -
Anugerah luar biasa untuk jenis energi yang satu ini, kekayaannya mencapai 40% sumber daya dunia, bayangkan potensinya mencapai 29 GWe. Bila dimanfaatkan secara optimal mampu menyediakan kebutuhan ±20% dari total konsumsi listrik nasional.
Anugerah ini tak lepas dari geografis Indonesia yang berada di pacific ring of fire. Keberadaannya energi ini membentang dari pulau Sumatera, Jawa, Bali, Flores, Sulawesi Utara dan Maluku dengan 312 titik potensi yang ada.
Pemanfaatannya masih sangat kecil kurang dari 5% dari total potensi. Satu hal yang perlu dipahami dari energi ini adalah panas bumi memiliki sifat site specific (tidak dapat di ekspor).
2. Tenaga Air
Potensi energi tenaga air sebesar 75 GW yang tersebar di berbagai lokasi. Potensi ini dapat dikelompokkan menjadi dua: potensi tenaga air skala besar dan potensi tenaga air skala mini/mikro. Skala besar memiliki potensi tenaga air lebih besar dari 10 MW, sedang skala mini/mikro dengan potensi kurang dari 10 MW.
Perkembangan perubahan lingkungan dan alih fungsi hutan, berpengaruh terhadap potensi dan keberlangsungan pemanfaatan tenaga air.
3. Tenaga Angin
Beberapa lokasi di Indonesia sudah dilakukan survei potensi angin baik oleh pemerintah maupun non pemerintah. Kecepatan angin berkisar 2.2 hingga 7.5 m/detik. Potensi terbesar berada di Nusa Tenggara Timur (Timur Tengah Selatan) yang memiliki potensi sebesar 7.5 m/detik.
EBTKE 2014, akan dikembangkan pemanfaatan potensi angin di 17 lokasi dengan total kapasitas mencapai 960 MW. Berdasarkan sebaran potensi angin mulai dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur dan di pulau Sulawesi.
Domisili kecepatan angin yang tersedia rata-rata pada kecepatan 3.2 hingga 4.8 m/detik, kecepatan terbesar berada di offshore di barat daya Jawa dan sepanjang laut Jawa.
4. Tenaga Surya
Indonesia memiliki iklim yang potensial untuk dikembangkan energi berbasis panas matahari karena hanya memiliki 2 iklim, iklim panas dan penghujan. EBTKE, 2014, radiasi sinar matahari rata-rata harian sebesar 4 kWh/m2 yang sudah dikelompokan berdasarkan lokasi pengukuran pada 22 Kabupaten/Kota.
Peta sebaran potensi tenaga surya di Indonesia. Sepanjang pulau Jawa hingga Nusa Tenggara memiliki potensi yang besar yang diindikasikan oleh warna merah dengan nilai 7,3 Watt/m3.
5. Sampah
Pemanfaatan energi berbasis pemanfaatan sampah kota sangat potensial, sebagai contoh, sampah DKI Jakarta mencapai 6.000 ton setiap harinya. Dengan dimanfaatkan sebagai energi listrik, sampah mendapatkan nilai tambah yang sangat tinggi.
DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten berpotensi sebesar 17 Ribu ton/hari dengan kapasitas 700 MW, yang kemudian disusul oleh Jawa Tengah dan DIY sebesar 11 ribu ton/hari dengan kapasitas 590 MW, dan Jawa Timur sebesar 9.5 ribu ton/hari dengan kapasitas 352 MW. Dasar pengelolaan sampah ini adalah undang-undang nomor 19 Tahun 2008.
6. Bio Energi
Tanah yang subur menjadi anugerah yang harus disyukuri, begitu mudahnya tanaman tumbuh subur di bumi Indonesia. Terkait energi berbagai macam jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai energi (bahan bakar nabati) seperti : kelapa sawit, kemiri sunan, jarak pagar, jagung, singkong/ketela, tebu dan yang lainnya. Pada umumnya, potensi bioenergi dapat dimanfaatkan untuk biodiesel, bietanol, dan bioavtur.
Bioenergi juga dapat berasal dari pemanfaatan limbah ternak dan limbah organik. Indonesia memiliki jumlah hewan ternak sebagai bahan baku biogas yagn cukup besar, antara lain 13 juta ternak sapi perah dan pedaging, serta sekitar 15.6 juta ternak setara dengan 1 juta unit digester biogas rumah tangga (2.3 juta SBM). Limbah organik cair dari industri sawit (POME), industri tahu dan lainnya yang juga dapat dimanfaatkan menjadi biogas.