Jakarta, 1 November 2022 (SAHITYA.ID) – Sejarah panjang dilewati umat manusia hanya untuk menemukan benda yang mampu memberikan penerangan. Benda itu tiada lain merupakan lampu pijar.
Lampu bisa menghasilkan cahaya buatan yang bermanfaat bagi kita saat menjalani aktivitas di malam hari, ataupun di siang hari ketika cahaya matahari tak cukup terang.
[inline_related_posts title=”Temukan artikel menarik lainnya di bawah ini:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”categories” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
Lantas, bagaimana awal mula lampu pijar ditemukan, dan siapa ilmuan yang menemukan lampu pijar tersebut. Sejarah lampu pijar mulai ditemukan saat ilmuan asal Italia Alesandro Volta berhasil menemukan tumpukan volta.
- Advertisement -
Kemudian, pada n1802, Sir Humphry Davi, berhasil membuktikan bahwa seuntai logam tipis yang teraliri listrik bisa menghasilkan cahaya berwarna putih. Berselah 18 tahun berikutnya, Warren De la Rue mulai mendesain sebuah lampu di mana ia menempatkan kumparan logam platina di sebuah tabung lalu dialiri listrik.
Namun, harga logam platina saat itu sangat mahal sehingga penyempurnaan penemuan lampu pijar pun tak berkembang dan mandek. Elemen karbon pun sempat digunakan dalam pengembangan lampu, tapi unsur karbon terbukti dengan cepat bisa teroksidasi di udara.
Sebagaimana dikutip dari laman Gramedia.com, ilmuan selanjutnya yang mengembangkan penyempurnaan lampu pijar adalah Thomas Alva Edison. Ilmuan asal Amerika Srikat berhasil mendesai lampu pijar pada 1870. Sembilan tahun berikutnya ia mematenkan lampu pijar temuannya itu.
Temuan awal Edison terbilang tidak praktis, tapi sang ilmuan berusaha memperbaiki kekurangan penemuannya dengan mencari elemen lain yang bisa dipanaskan secara efisien dan lebih ekonomis.
Di tahun yang sama, Sir Joseph Wilson Swan pun berhasil merancang lampu pijar yang bisa bertahan selama 13,5 jam, sebuah penemuan yang luar kala itu. Namun, umur lampu pijar yang cenderung singkat membuat lampu pijar sulit diproduksi secara massal.
Alhasil, Edison terus mengembangkan penelitiannya terkait lampu pijar. Ia mencoba memakai untaian karbon yang ditaruh di dalam bola lampu hampa udara. Hasilnya, pada 19 Oktober 1879, Edison sukses mencetuskan lampu yang dapat bertahan selama 40 jam.
Thomas Alva Edison sangat tertarik dengan bidang kelistrikan. Ia semula bekerja di sebuah perusahaan telegraf. Ia bekerja sebagai operator telegraf. Pekerjaannya itu membuat Edison tahu bagaimana sistem dalam mesin telegraf bekerja.
Bekerja sebagai operator telegraf membuat Edison banyak belajar terkait ilmu di bidang permesinan. Alhasil, karena kegigihannya dalam bekerja dan serba ingin tahu, Edison dipromosikan naik jabatan. Ia pun berhasil menjkadai kepala mesin telegraf di perusahaan itu.
Edison pun kemudian berhasil mengembangkan mesin telegraf yang lebih canggih dari mesin telegraf pada umumnya pada 1870. Namun setelah berhasil menemukan mesin telegraf canggih, Edison merasa ingin memulai kariernya membuat sebuah perusahaan sendiri karena ia bosan menjadi karyawan.
Edison pun mulai mendirikan perusahaan telegrafnya sendiri. Produk mesin telergraf yang dibuatnya laris manis di pasaran kala itu. Namun, impian Edison masih melangit dan ia memutuskan untuk pindah ke New York, pada 1869 mendirikan perusahaan lain dan mulai fokus meriset hal-hal baru yang berkaitan dengan kelistrikan.
Jatuh bangun dialami Edison sebelum akhirnya mampu mematenkan penemuan lampu pijar. Kegagalan demi kegagalan dihadapi Edison saat memulai meriset terkait lampu pijar. Namun, pada akhirnya Edison sukse menemukan bola cahaya listrik alias lampu pijar.
Cahaya yang dihasilkan lampu pijar temuan Edison tidak pecah. Ditambah, cahaya yang dipancarkan pun sangat cerah, sehingga lampu pijar banyak diminati masyarakat kala itu untuk menerangi rumah mereka.