Jakarta, 8 November 2022 (SAHITYA.ID) – Baterai menjadi salah satu perangkat wajib dalam penggunaan ponsel ataupun ataupun alat elektronik portabel. Bahkan baterai menjadi hal yang perlu diperhitungkan saat kita hendak membeli kendaraan listrik alias electric vehicle (EV).
Teknologi baterai pun sudah semakin berkembang. Baterai menjadi penyokong utama perkembangan industri kendaraan listrik dan gadget. Bahkan, di sektor industri power tools, baterai memainkan peranan penting di mana sekarang orang banyak membutuhkan alat-alat pertukangan yang menggunakan baterai alias cordless.
Baterai merupakan perangkat yang terdiri dari beberapa sel elektrokimia dengan sambungan eksternal yang disediakan untuk memberiakan daya listrik bagi bermacam alat yang membutuhkan pasokan energi listrik. Secara sederhana, ketika baterai beroperasi, terminal positifnya disebut katoda dan negatifnya merupakan anoda.
[inline_related_posts title=”Baca juga:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”categories” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
- Advertisement -
Ada bermacam jenis baterai yang biasanya digunakan untuk kebutuhan mengalirkan daya listrik ke berbagai alat-alat elektronik, ponsel hingga kendaraan listrik. Dalam dunia baterai, kita mengenal dua istilah yang ramah di telinga, yakni baterai lithium ion dan lithium polymer.
Apa perbedaan kedua baterai tersebut? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut perbedaan antara baterai lithium ion dan lithium polymer:
– Tingkat fleksibilitas
Baterai berjenis lithium polymer disebut lebih flexibel daripada baterai lithium ion karena bahan baku baterai lithium polymer berbentuk gel dan tidak dibatasi bentuk sel yang standar. Artinya, baterai jenis ini mambu dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan.
Berbeda dengan baterai lithium ion yang bentuknya terbatas dan konstruksi baterainya harus berbentuk kotak atau tabung. Baterai lithium polymer biasanya digunakan dalam industri ponsel.
Alasan yang paling masuk akal kenapa baterai ponsel kebanyakan menggunakan jenis polymer karena tingkat fleksibilitas baterai sehingga bisa dibentuk menyesuaikan kebutuhan tren ponsel yang semakin tipis. Selain itu, bobot baterai polymer pun cenderung lebih ringan daripada saudaranya.
– Kekuatan menyimpan daya listrik
Apabila disimpan dalam jangka panjang, kekuatan penyimpanan daya listrik baterai polymer cenderung unggul dibandingkan dengan baterai ion. Meski begitu bukan berarti baterai lithium polymer tak mengalami kehilangan kemampuan menyimpan daya listrik, yang artinya baterai polymer pun akan mengalami penurunan performa.
– Bobot baterai
Berat baterai lithium polymer cenderung lebih ringan dibandingkan baterai lithium ion. Hal ini disebabkan penggunaan elektroda gel dalam jenis polymer sehingga tidak membutuhkan pembatas metal yang biasa digunakan dalam kerangka baterai lithium ion.
-Biaya produksi
Berbicara sisi ekonomis dalam pembuatan kedua jenis baterai ini, tentu akan lebih unggul baterai lithium ion. Pasalnya, tingkat kepadatan energi dari bateria lithium polymer lebih rendah daripada saudarany.
Selain itu, baterai lithium polymer pun membutuhkan charger khusus yang bisa mengaliri daya yang sama besarnya kepada seluruh sel baterai. Hal ini tentu akan membuat biaya produksi charger baterai lithium polymer lebih mahal dibanding lithium ion.
Catatan penting bagi pengguna baterai lithium adalah, kamu jangan membiarkan daya baterai menurun di bawah 30 persen ketika akan mengisi ulang baterai. Hal itu akan memperpendek umur baterai.