Jakarta, 26 Oktober 2022 – Istilah nuklir masih identik dengan senjata berbahaya semisal bom nuklir, ataupun bom atom yang bisa dijadikan sebagai senjata pemusnah massal. Tragedi bom atom yang menerjang Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, masih melekat di benak saat membicarakan nuklir.
Namun, apakah nuklir itu hanya digunakan sebagai senjata pemusnah massal. Ternyata nuklir kaya akan manfaat. Pengembangan reaktor nuklir digunakan untuk berbagai kebutuhan dari mulai digunakan sebagai energi hingga dimanfaatkan untuk kedokteran dan pertanian.
Nuklir merupakan energi yang dihasilkan dari inti atom. Nuklir berasal dari istilah nucleus. Terdapat dua jenis reaksi nuklir yang diperlukan untuk melepaskan energi nuklir. Pertama reaksi fisi–pembelahan inti, yang banyak digunakan dalam reaktor nuklir atau bahkan perancangan bom atom. Kedua, reaksi fusi di mana penggabungan dua inti atom menjadi satu inti atom dengan tingkat gramasi lebih berat. Reaksi tersebut terjadi secara alamiah di matahari.
Di Indonesia, lembaga yang fokus meneliti nuklir di antaranya, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN).
- Advertisement -
Aktivis lingkungan, Patrick Albert Moore mengungkapkan beberapa mitos terkait nuklir. Menurutnya, nuklir masih dianggap sebagai senjata pemusnah massal.
Berikut ini 5 mitos tentang nuklir yang kerap disalahpahami oleh banyak orang, sebagaimana dikutip dari Batan.
Energi nuklir mahal
Pada kenyataanya, energi nuklir merupakan salah satu sumber energi yang tidak mahal. Pada tahun 2004 misalnya, rata-rata ongkos produksi listrik di AS dari PLTN adalah kurang dari dua sen per kilowatt-jam, setingkat dengan ongkos batu bara dan listrik hidro. Kemajuan teknologi dan banyaknya riset terkait energi nuklir akan menurunkan lagi ongkos itu di masa datang.
PLTN berbahaya
Alasan yang menganggap pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berbahaya selalu beralasan dengan tragedi di Chernobbyl di mana rekator nuklir meledak dan menyebabkan 57 kematian yang disebabkan oleh radiasi ataupun luka bakar saat memadamkan api, sebagaimana dilaporkan oleh PBB.
Namun, bila dibandingkan dengan kecelakaan di tambang batu bara, tentu insiden tersebut tidak sebanding, di mana ribuan nyawa melayang setiap tahunnya karena kecelakaan di tambang batu bara.
Sampah nuklir berbahaya selama ribuan tahun
Dalam kurun waktu 40 tahun, bahan bakar yang digunakan dalam reaktor nuklir hanya memancarkan seper-seribu radioaktif dibandingan saat bahan bakar itu dikeluarkan dari reaktor nuklir.
Istilah sampah dari sisa bahan bakar reaktor nuklir pun bisa dibilang kurang tepat karena 95 persen potensi energinya masih tersimpan daalam bahan bakar bekas pada siklus pertama.
Reaktor nuklir rawan diserang teroris
Konstruksi bangunan penyimpan nuklir biasanya terbuat dari beton bertulang yang tebalnya menacapa 1,5 meter sehingga reaktor tidak mudah meledak.
Bahan nuklir dapat dialihkan untuk membuat senjata nuklir
Senjata nuklir sudah tidak lagi berhubungan dengan PLTN. Penemuan teknologi centrifuge atau pengayaan uranuim-235 memungkinkan suatu negara memperkaya uranium tanpa harus membangun reaktor nuklir. Satu-satunya cara pendekatan pada isu senjata nuklir yakni menggunakan diplomasi dan bila perlua adanya regulasi khusus untuk menghalangi pemakaian bahan nuklir untuk tujuan perusakan.