Jakarta, 8 November 2022 (SAHITYA.ID) – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia meminta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan pemerintah membuat kebijakan dalam era transisi energi baru terbarukan (EBT) berdasarkan hasil riset, bukan sesuatu yang viral di media sosial.
Hal ini diutarakan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Bayu Satria usai beraudiensi dengan Komisi VII DPR-RI terkait dengan penyusunan Rancangan Undang Undang Energi Baru Terbarukan.
Bayu Satria menegaskan transisi energi baru terbarukan harus terus didorong dan dijadikan kebijakan berdasarkan riset. Bagaimana masalah yang akan timbul saat masih menggunakan fosil dan tantangan apa saja dalam penerapan transisi EBT itu membutuhkan riset.
[inline_related_posts title=”Baca juga:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”categories” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
- Advertisement -
“DPR RI dan pemerintah bisa membuat kebijakan dari riset tidak hanya berdasarkan yang viral saja,” ujar Bayu Satria.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto langsung menerima audiensi BEM UI. Sugeng mengatakan DPR dan mahasiswa sepakat fosil sudah menjadi biang masalah, baik ekonomi maupun lingkungan. “Makanya harus segera masuk transisi energi, salah satunya menyoroti RUU EBT,” ujar Sugeng Suprawoto.