Jakarta, 24 Oktober 2022 – Menteri Riset dan Teknologi atau Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brojonegoro mengungkapkan inovasi sangat dibutuhkan untuk melahirkan transisi energi dari energi yang bersumber dari fosil ke energi yang lebih bersih yakni energi baru terbarukan (EBT). Menurutnya, teknologi mutakhir diperlukan agar ketersediaan energi bisa terjamin dan proses transisi energi pun berjalan sebagaimana mestinya.
Alhasil, Bambang pun mencanangkan beberapa kegiatan terkait energi baru dan terbarukan yang termuat dalam riset nasional 2020-2024.
“Tentunya target akhirnya pada 2024 kita bisa mendapatkan peningkatan dari energi baru terbarukan dalam energi mix nasional,” ujar Bambang Brodjonegoro, belum lama ini.
Bambang menyebutkan ada lima penelitian dalam prioritas riset nasional terkait dengan energi baru dan terbarukan. Pertama, bahan bakar nabati yang berasal dari kelapa sawit di mana idenya adalah Indonesia bisa menghasilkan bahan bakar baik bensin, diesel, avtur, 100 persen berasal dari bahan baku kelapa sawit.
- Advertisement -
“Saat ini dengan menggunakan katalis yang dikembangkan di ITB kita sudah melakukan uji coba di kilang Pertamina sehingga harapannya tidak lama lagi kita bisa masuk pada skala produksi. Tujuan akhirnya adalah untuk bisa kita mengurangi impor dari BBM itu sendiri,” katanya.
Kedua, biogas yang banyak dipakai terutama perkebunan sawit. Biogas ini akan menjadi alternatif yang terbaik untuk penyediaan listrik di tempat-tempat relatif terpencil. Bambang mengatakan, terkini teknologi biogas sudah dikembangkan di beberapa tempat dan harapannya bisa dipakai secara luas.
Ketiga, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) skala kecil. Indonesia menjadi negara yang memiliki kandungan panas bumi terbesar di dunia. Bentang alam Indonesia yang dikelilingi oleh gunung api membuat kandungan panas bumi di Indonesia melimpah. Namun, pemanfaatan panas bumi masih belum maksimal. Kendalanya, kata dia, adalah nilai investasi yang sangat mahal pada pembangkit dengan skala yang besar.
“Oleh karena itu kami mengembangkan PLTP skala kecil yang mudah-mudahan bisa dikembangkan di berbagai daerah yang punya kandungan panas bumi sehingga listrik yang dihasilkan akan bermanfaat bagi daerah sekitarnya,” bebernya.
Keempat, baterai listrik. Indonesia telah mengembangkan baterai litium dan teknologi fast charging untuk keperluan kendaraan listrik, juga teknologi battery swapping. Ia berharap teknologi tersebut sudah siap dipakai dan dikembangkan ketika kendaraan listrik sudah mulai dipromosikan.
“Dengan teknologi seperti itu kita harapkan nantinya ketika kendaraan listrik mulai dipromosikan sebagai komitmen kita mengurangi emisi maka teknologi itu sudah siap pakai dan bisa dikembangkan di Indonesia,” tukasnya.
Kelima, pemerintah tetap menjaga pengembangan teknologi nuklir. Bambang memandang, bagaimanapun Indonesia harus memastikan listrik yang memadai ketika Indonesia ekonominya semakin tumbuh ke depannya.
“Untuk memastikan listrik memadai tentunya kita pada satu sisi kita harus comply pada Paris Agreement. Bagaimanapun kesiapan teknologi nuklir harus terus dijaga, terutama dari unsur keselamatannya baik lokasi maupun teknologi yang menjamin keselamatan dari teknologi nuklir tersebut,” ungkapnya.
Dalam kerangka Paris Agreement dan green economy yang diinginkan oleh Presiden Joko Widodo, Kemenristek/BRIN pun mengembangkan penelitian berbasis ekonomi sirkuler. Bambang menyebut, ekonomi selama ini bersifat linier di mana limbahnya tidak terurus dan menjadi beban. Dengan ekonomi sirkuler, limbah yang muncul dari kegiatan ekonomi akan diolah kembali.
Bambang mengatakan, limbah tersebut bisa diolah menjadi bahan lain maupun energi melalui pembangkit listrik berbasis sampah. Teknologi pengolahan sampah ini harus terus dikembangkan dengan memperhatikan berbagai jenis sampah yang muncul di berbagai tempat di Indonesia.
“Kita harapkan kota-kota besar di Indonesia bisa segera menerapkan bahwa untuk pengolahan sampah selain cara-cara tradisional mereka harus mulai mengembangkan pembangkit listrik berbasis sampah tersebut. Sehingga dengan satu aktivitas seperti ini kita bisa mencapai dua tujuan, yaitu tujuan untuk kebersihan lingkungan dan penyediaan energi yang bersifat terbarukan,” tutupnya.