Jakarta, 2 November 2022 (SAHITYA.ID) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) meresmikan fasilitas Solar Ice Maker atau pembuat es bertenaga surya di Sulamu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Fasilitas ini didirikan untuk mendukung optimalisasi potensi sektor perikanan di wilayah pesisir Indonesia, khususnya area pesisir Kupang.
“Pengembangan teknologi Solar Ice Maker telah dilakukan sejak tahun 2016 yang dilatarbelakangi oleh fakta bahwa produk perikanan di NTT tidak dapat diawetkan dengan teknologi pendingin karena pasokan listrik yang tidak mencukupi,” Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Andriah Feby Misna saat meresmikan fasilitas Ice Maker di Sulamu, hari Senin (31/10).
[inline_related_posts title=”Baca juga:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”categories” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
- Advertisement -
Pada sisi lain, potensi energi surya melimpah, sehingga teknologi ini dipandang sebagai solusi yang baik. Potensi surya dan perikanan Kelurahan Sulamu yang terletak sekitar 85 kilometer dari Kota Kupang memang menjanjikan.
Namun belum ditopang oleh akses rantai dingin yang memadai. Nelayan dari Sulamu harus mengambil pasokan es balok dari Kupang untuk menyimpan hasil tangkapan. Kondisi ini membuat hasil tangkapan membusuk dan menyebabkan kerugian bagi nelayan.
Solar Ice Maker dilengkapi dengan panel Surya 25 kilo watt peak (kWp), yang digunakan untuk mendinginkan larutan air garam hingga (-15) derajat Celcius untuk pembuatan balok es, sehingga pada malam hari proses pembuatan balok es ini dapat terus berlangsung.
Alat ini beroperasi secara full off-grid dan mampu menghasilkan produksi es balok hingga 1 ton/ hari, atau 245 ton/ tahun. Dengan adanya solar Ice Maker ini diharapkan dapat mencukupi sekitar 56 persen kebutuhan es balok di Sulamu dan dapat membantu para nelayan menjaga kesegaran hasil tangkapannya.
Sebelumnya, pada tahun 2020, Kementerian ESDM bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencoba membangun PLTS Atap untuk fasilitas cold storage milik KKP di 12 lokasi.
Pemerintah Jerman melalui GIZ selanjutnya mendukung dan mengembangkan pilot project Solar Ice Maker, yang merupakan fasilitas produksi es balok yang ramah lingkungan.
Tidak hanya karena menggunakan energi surya, tetapi juga menggunakan bahan refrigerant (pendingin) yang juga ramah lingkungan.
Feby mengatakan, kerja sama dengan Pemerintah Jerman ini juga merupakan salah satu upaya Pemerintah, bersama dengan dukungan internasional menurunkan emisi gas rumah kaca ,sebagaimana komitmen Indonesia dalam COP 26 untuk bisa menuju karbon netral dan target NZE pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat dengan dukungan internasional.
“Banyak manfaat yang kita dapat dari pengembangan energi baru terbarukan ini. Selain meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi kita, pengembangan energi baru terbarukan juga membuka peluang dan membangun ekonomi hijau, serta menjadi salah satu alat untuk upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi,” imbuhnya.
Feby berharap teknologi Solar Ice Maker tidak hanya berhenti disini, tetapi dapat direplikasi dan disebarluaskan serta pengembangan dari teknologi ini terus berjalan guna mendukung sektor perikanan Indonesia, dan mendukung transisi energi berbasis masyarakat.
Bupati Kupang, Korinus Masneno menyampaikan Mesin ini lebih ekonomis dibanding dengan bermesin diesel. Ditambah dengan berlimpahnya cahaya matahari di NTT, tentunya akan memaksimalkan cara kerja mesin pembuat es tenaga surya ini.
“Mesin yang kini hadir di Kabupaten Kupang, tepatnya di Sulamu ini tentunya akan memberikan dampak yang besar khususnya dalam mendukung masyarakat nelayan,” ujarnya.
Ia berharap berbagai terobosan dan inovasi dalam pengembangan energi baru terbarukan di NTT ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang, sehingga akan berdampak juga terhadap pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan.