Jakarta, 15 November 2022 (SAHITYA.ID) – Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (Bizam) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) guna mendukung pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, yang berlangsung pada 15-16 November 2022.
Komandan Lanud Zainuddin Abdul Madjid, Kolonel Pnb R. Endri Kargono meninjau langsung penerbangan pesawat modifikasi cuaca di Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin, 14 November 2022. “Modifikasi cuaca ini dalam rangka mendukung G20 di Bali supaya berjalan lancar,” kata Endri melansir dari Antara.
Ada tiga pesawat Cassa yang mengudara dalam operasi (TMC) tersebut. Ketiga pesawat diterbangkan untuk melakukan penebaran benih garam di wilayah Bali dengan tujuan tidak terjadi hujan di area lokasi KTT G20.
[inline_related_posts title=”Baca juga:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”categories” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
- Advertisement -
Sebanyak 30 personil ditugaskan dalam operasi TMC tersebut yang terdiri dari dua posko terpadu. “Target modifikasi cuaca ini di utara untyk mencegah awan masuk supaya tidak terjadi hujan,” bebernya.
Operasi TMC tersebut sudah dilakukan selama empat hari, sejak 13 hingga 16 November 2022, atau hingga kegiatan KTT G20 di Nusa Dua, Bali, usai. Menurut Endri, operasi tersebut dilakukan sesuai dengan target, di mana penyemaian benih garam dilakukan saat terjadi potensi hujan dengan tujuan membendung hujan turun dari langit.
“Semoga modifikasi cuaca ini berjalan aman dan G20 berjalan lancar dan sukses,” harap Endri.
Perekayasa Ahli Utama Riset Limnologi dari BRIN, Tri Handoko menyebutkan operasi TMC dilakukan guna memodifikasi cuaca untuk mendukung pengamanan G20. Ia berharap kegiatan presedensi tidak terganggu akibat turun hujan.
Dalam kegiatan KTT G20, Presiden Joko Widodo bersama kepala negara akan berkumpul di luar ruang terbuka, sehingga BRIN meminta agar TNI AU bersiaga guna memodifikasi cuaca supaya tidak terjadi turun hujan di lokasi kegiatan G20. “Ini supaya tidak terjadi hujan di lokasi kegiatan G20,” kata Tri.
Tri menuturkan, ancaman potensi hujan terbilang cukup besar pada musim hujan 2022/2023, sehingga operasi TMC membutuhkan tenaga yang lebih besar dengan menerbangkan empat pesawat, yakni tiga pesawat milik TNI AU Bizam, ditambah satu lagi dari TNI AU Banyuwangi.
“Kita berharap operasi ini berhasil, supaya presiden dan kepala negara bisa melaksanakan kegiatan G20 dengan aman dan nyaman,” ujarnya.
Sementara itu, Lettu Penerbang Edwin Aldrin menyebutkan Tim Skadron 4 tergabung dalam unsur TMC yang bekerja sama dengan BRIN untuk melakukan penyemaian garam bersama tim Teknologi Modifikasi cuaca (TMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Daya tampung pesawat Cassa yang sudah dimodifikasi tersebut mampu menganggut konsol (penampungan garam) hingga 800 kilogram tiap pesawat. Kemudian, kata dia, Pesawat Cassa tersebut pun dapat menyemburkan garam di ketinggian 7 ribu hingga 10 ribu kaki.
“TMC dilakukan untuk mencegah fenomena siklon tropis yang memicu tingginya curah hujan di wilayah Bali dan Lombok dalam mendukung kelancaran KTT G20 di Bali,” ucapnya.