Jakarta, 25 Oktober 2022 – Emisi karbon dioksida yang berasal dari pembuangan asap pembangkit listrik milik China di luar negeri sekarang diperkirakan mencapai 245 juta ton per tahun. Jumlah itu setara dengan emisi CO2 dari negara-negara seukuran Spanyol atau Thailand.
Bedasarkan penelitian terbaru dari Pusat Kebijakan Pengembangan Global Universitas Boston, menyebutkan perusahaan listrik China dan bank investasi yang dikelola pemerintah telah mendanai pembangkit listrik berkapasitas 171,6 gigawatt di luar negeri dengan rincian total 648 pembangkit listrik di 92 negara.
“Sementara China telah mengambil langkah-langkah untuk mendekarbonisasi investasi luar negerinya … lebih banyak yang dapat dilakukan untuk mendekarbonisasi kekuatan global China, termasuk fokus khusus pada dekarbonisasi Asia, di mana kapasitas pembangkit paling banyak dibiayai oleh China dan lebih dari 50 persennya berbasis batu bara,” isi penelitian tersebut, mengutip Al Jazeera.
Peneliti dari Universitas Boston, Cecilia Springer, menyebutkan sekitar setengah dari total kapasitas pembangkit listrik yang diinisiasi oleh China di luar negeri merupakan pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Selain itu, proyek pipanisasi dapat menambah 100 juta ton emisi kabron tahunan saat selesai nanti.
- Advertisement -
“Portofolio listrik luar negeri China masih didominasi oleh batu bara dan tenaga air skala besar, menunjukkan bahwa China dapat berbuat lebih banyak untuk mengimplementasikan janjinya untuk meningkatkan dukungan untuk energi hijau dan rendah karbon di negara-negara berkembang – terutama tenaga angin dan surya,” ucapnya.
Sebelumnya, dalam Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa 2021, Presiden Xi Jinping mengatakan China akan berhenti berinvestasi di pembangkit listrik bertenaga batu bara di luar negeri. Hal itu sebagai bagian dari komitmennya mengatasi perubahan iklim. China pun disebutkan sudah berinbestasi sebesar 50 miliar dollar AS.
Janji Xi Jinping itu menyebabkan pembatalan segera beberapa proyek pembangkit listrik di luar negeri, meskipun beberapa di antaranya masih berada di wilayah abu-abu yang berarti proyek tersebut bisa tetap dilanjutkan.
China diketahui menjadi negara penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia dan merupakan konsumen batu bara terbesar pula. Mayoritas kapasitas pembangkit listrik luar negeri yang dibiayai China sekarang dalam tahap perencanaan beralih ke penggunaan energi rendah karbon. Hal itu merupakan bentuk komitmen China untuk mengurangi dampak emisi karbon yang tinggi.