Jakarta, 11 November 2022 (SAHITYA.ID) – Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan saat ini dan masa depan, Indonesia menghadapi tiga tantangan kebangsaan, yakni bonus demografi, disrupsi dan ketidakpastian situasi global.
Ancaman ketidakpastian situasi global ini berdampak pada krisis energi, pangan, keuangan dan krisis ekonomi. Menghadapi tantangan ini, Panglima TNI 2013-2015 ini menyatakan Indonesia butuh pimpinan berani bergerak dari zona nyaman, mampu memotivasi dan berani membuat perbedaan.
Moeldoko mengatakan kondisi global saat ini tidak bisa diprediksi. Perubahannya sangat cepat, penuh risiko, banyak kerumitan dan kejutan.
“Jika kita tidak Move atau bergerak, Motivate atau mampu memotivasi orang yang dipimpin, dan Make Difference atau membuat perbedaan, maka kita akan tertinggal jauh dengan negara lain. Sekarang ini yang dibutuhkan kecepatan,” pungkas Moeldoko.
- Advertisement -
[inline_related_posts title=”Baca juga:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”categories” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
Moeldoko juga mengingatkan soal tantangan ketidakpastian situasi global. Setelah badai pandemi COVID-19 yang belum sepenuhnya tuntas, kondisi global diperburuk lagi dengan perang Rusia-Ukraina yang menimbulkan dampak luar biasa.
Bagaimana dengan Indonesia? Moeldoko memaparkan saat ini kondisi masih relatif baik. Ekonomi masih tumbuh, harga-harga terkendali, inflasi juga masih terjaga. “Ini menunjukkan Indonesia punya daya tahan,” terangnya.
Dalam webinar Ikatan Alumni Universitas Terbuka (IKA-UT), bertema “Kepahlawanan dalam Rangka Meningkatkan Semangat Kebangsaan, Moeldoko menyebut Bonus demografi menjadi tantangan berikutnya.
Tantangan muncul dari kehadiran bonus demografi, yakni tingginya tenaga kerja dengan pendidikan menengah ke bawah, dan daya saing tenaga kerja yang relatif rendah. Di mana pada 2020, Indonesia menempati posisi ke 40 dari 63 negara dalam IMD World Competitivenes.
Oleh karena itu, lanjut Purnawirawan Jenderal Bintang Empat ini menegaskan pemerintah mengeluarkan program kartu-kartu pintar mulai SD sampai perguruan tinggi. Pemerintah juga menerapkan merdeka belajar dan kampus merdeka.
“Ini semua untuk mempersiapkan kehadiran bonus demografi,” kata Moeldoko.