Jakarta, 9 November 2022 (SAHITYA.ID) – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 alias kelompok dua puluh akan berlangsung di Bali, pada 15-16 November 2022, mendatang. Beberapa pemimpin negara G20, di antaranya Presiden Amerika Serikat Joe Biden hingga Presiden Cina Xi Jinping dijadwalkan hadir di acara tersebut.
Serangkaian acara digelar sebelum KTT dilangsungkan di Bali. Di antaranya pertemuan kedua Health Ministres Meeting yang dijadikan sebagai ajang mengenalkan kearifan budaya Indonesia, khususnya kearifan lokal dan budaya Pulau Dewata. Salah satunya dengan mengenalkan kearifan Agung Rai Museum of Art (ARMA) di Ubud, Bali.
ARMA didirikan oleh Anak Agung Gde Rai. Selain berlatar belakang seorang seniman, Agung Rai berperan sebagai kurator atas koleksi lukisan legendaris dan kuno yang dipamerkan di museum tersebut.
“Museum ARMA adalah living museum, didalamnya ada usaha untuk membawa serta warga sekitar agar mengenal budayanya sendiri. Menyediakan kelas gratis bagi anak-anak warga sekitar untuk bisa belajar tari Bali, seni lukis, hingga seni pahat dengan niatan menjaga “keharmonisan” antara budaya dan ekosistem manusianya ”, kata Agung Rai.
- Advertisement -
Ia mengaku mendedikasikan dirinya untuk negeri melalui jalur seni dengan cara melestarikan dan mempopulerkan karya-karya seni Indonesia (khususnya Bali) melalui Museum ARMA. Museum ini tidak hanya difungsikan untuk menyimpan dan memamerkan karya seni, tetapi juga sebagai tempat belajar seni budaya bagi generasi muda.
Pandangan hidup inilah yang akhirnya membawa Agung Rai bisa dikenal dunia, dan menarik banyak tokoh berpengaruh dunia untuk berkunjung dan belajar di Museum ARMA. Beberapa tokoh nasional yang sudah mengunjungi Arma Museum yaitu Gus Dur, BJ Habibie, Susilo Bambang Yudhoyono.
Tidak hanya tokoh nasional tapi juga tokoh dunia seperti Barrack Obama, Desmond Tutu, penyanyi kawakan David Bouwie sudah pernah singgah dan sharing tentang kehidupan bersama Agung Rai di Museum ARMA ini.
Ia menyampaikan rasa bahagianya, Bali bisa menjadi tuan rumah penyelenggaraan The Second HMM G20 Tahun 2022 dan bisa memperkenalkan serta menampilkan kesenian dan budaya Bali secara langsung.
“Saya melihat event G20 ini sebagai sebuah upaya recovery yang paling bagus, baik dari sisi ekonomi maupun pariwisata. Kita harus kuat untuk bangkit, karena potensi Indonesia, khususnya Bali dengan sektor budaya memiliki nilai yang sangat spesial di mata dunia”, tutupnya.