Jakarta, 19 Oktober 2022 – Kabar gembira bagi pengguna sepeda motor listrik di Tanah Air. Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBLKU) milik PT PLN (Persero) kini sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan kehadiran SPKBLU tersebut akan memudahkan pengguna kendaraan listrik karena konsep yang diterapkan dalam SPBLKU tersebut didesain dengan sederhana. Pengguna kendaraan listrik hanya perlu menukar baterai di stasiun, dan tidak perlu menunggu pengisian daya listrik.
“Jadi konsepnya sangat mudah, pengguna motor listrik cukup datang ke SPBKLU, buka aplikasi PLN Mobile, lalu tukar baterai dengan dayanya sudah terisi penuh dan siap untuk digunakan. Hanya sekitar 1 menit, lewat PLN Mobile langsung dapat baterai dengan daya penuh,” ujar Darmawan, dikutip dari laman resmi Pemprov Jabar.
Menurut Darmawan, PLN menargetkan pengoperasian 70 nunit SPBLKU hingga akhir Desember 2022, mendatang. Tercatat, hingga September 2022, PLN sudah melakukan uji coba operasional SPBKLU sebanyak 16 unit yang berlokasi di wilayah Jakarta.
- Advertisement -
Darmawan mengatakan SPBKLU tersebut merupakan bagian dari kerja sama PLN dengan BRIN, Grab dan Viar. Pada Oktober 2022, PLN akan menambah sebanyak 4 unit lagi dan 50 unit pada Desember 2022.
“SPBKLU ini infrastruktur penting dalam mendorong masifnya kendaraan listrik di Indonesia. Oleh karena itu, untuk dapat mendorong pertumbuhan kendaraan listrik banyak properti dari kendaraan roda dua. Ditambah saat ini harga motor listrik sudah bersaing dengan motor berbahan bakar minyak,” katanya.
Guna mendorong tumbuhnya SPBKLU, PLN juga menyiapkan skema kerja sama franchise SPBKLU. Calon mitra bias menjadi penyedia fasilitas kendaraan listrik, penyedia lahan maupun properti, serta penyedia operasional dan pemeliharaan SPBKLU.
“Salah satu skema partnership yang ditawarkan PLN adalah franchise, di mana mitra tidak perlu direpotkan dengan perizinan, penyediaan peralatan, pemeliharaan, serta aplikasi pendukung dalam pengisian ulang kendaraan listrik,” ungkapnya.
Darmawan berharap dengan semakin banyaknya SPBKLU dapat mendukung pembangunan ekosistem kendaraan listrik guna transisi energi bersih di Indonesia.
Dari sisi emisi, ucap dia, sektor transportasi memanfaatkan 280 juta ton CO2 per tahun. Sektor itu menjadi salah satu penyumbang emisi karbon dan beban subsidi tertinggi di Indonesia. Jika dibiarkan tanpa intervensi maka pada tahun 2060 akan menjadi 860 juta ton CO2e.
Menurutnya, penggunaan kendaraan listrik lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan kendaraan BBM. Dari perhitungan 1 liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik. Emisi karbon 1 liter BBM itu 2,4 kilogram. Sedangkan 1 kWh listrik pada sistem kelistrikan di Indonesia, emisinya hanya sekitar 0,85 kg CO2e. Artinya kalau 1,2 kWh, emisinya sekitar 1,1 kg CO2e.
“Dengan menggunakan kendaraan listrik maka kita sudah menjadi bagian dalam mengurangi emisi karbon lebih dari 50 persen,” ujarnya.
SPBKLU kini telah banyak digunakan oleh pengguna motor listrik. Kemudahannya juga telah dirasakan oleh salah satu pengemudi ojek pemberani di Jakarta, Achmad Iskandar. Menurutnya untuk satu baterai penuh bisa digunakan untuk menempuh jarak sekitar 60 kilometer.
“Saya setiap hari bisa lebih dari 60 km. Hadirnya SPBKLU ini membuat penggunaan motor listrik lebih mudah, karena penggantian baterainya cepat dan bisa kembali bekerja mengantar penumpang,” kata Achmad.