Jakarta, 2 November 2022 (SAHITYA.ID) – Delapan bulan lalu, Wawan Poedji Santoso gamang di antara dua pilihan. Perusahaan teknologi transportasi yang telah bermitra dengannya sejak 2015, baru saja meminjamkan sepeda motor listrik.
Di satu sisi, pria 46 tahun itu senang karena tidak lagi perlu menggunakan sepeda motor bensin milik pribadi yang telah ditungganginya untuk mengojek dalam lima tahun terakhir.
Namun di sisi lain, terselip kekhawatiran karena Wawan tak paham seluk beluk tunggangan baru itu. Ia khawatir jika perawatan motor listrik bakal merogoh koceknya lebih dalam, sementara ia harus menyisihkan penghasilan dari mengojek untuk istri dan empat anaknya.
[inline_related_posts title=”Baca juga:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”categories” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
- Advertisement -
Terlebih, perusahaan mematok bea sewa sebesar Rp40 ribu per hari jika menerima tawaran pinjaman.
“Saya buta sama sekali. Berapa biaya perawatannya? Apakah konsumen juga bakal suka?,” kata Wawan Senin (31/10/2022) dikutip dari infopublik.id.
Akhirnya ia memutuskan mengambil tawaran itu setelah melalui beberapa pertimbangan. Berselang sebulan, kegamangan itu hilang. Memasuki bulan kedua, ia memantapkan pilihan untuk terus mengojek dengan sepeda motor listrik.
Alih-alih tekor, Wawan malah bisa menabung lebih banyak. Pengeluaran bensin sebesar Rp50 ribu per hari serta ongkos perawatan sekitar Rp200 ribu saban dua-tiga minggu, tak ada lagi.
Selepas berbincang, Wawan mengajak menggunakan sepeda motor listriknya menuju daerah berjarak sekitar lima kilometer.
Sekilas, perawakan motor yang dikemudikan Wawan tidak jauh berbeda dengan sepeda motor konvensional. Satu pembeda yang paling terlihat jelas yaitu tak ada knalpot di motor tersebut.
Bahkan saat ditunggangi, motor listrik dalam beberapa hal terasa lebih nyaman ketimbang sepeda motor konvensional.
Sepeda motor Wawan tak berisik dan tak berasap. Stop and go di jalanan macet pun dilalui dengan lancar. Perjalanan singkat nan menyenangkan, sehingga saat berpisah, Wawan sedikit meledek sembari tersenyum, “Enak kan?.”