Jakarta, 29 Oktober 2022 – Buruan Sae pada Agustus 2022 lalu sempat menjadi perhatian dunia internasional karena menjadi partisipasi dalam Gelaran Konferensi Urban-20 (U-20) di Kota Bandung pada 3-4 Agustus lalu. Melalui acara tersebut nama Buruan Sae menjadi ramai dikenal dan diperbincangkan sebagai inovasi Pemkot Bandung berupa urban farming.
Dipilihnya Buruan Sae tersebut juga menjadi salah satu inovasi yang harus ditiru oleh daerah lain untuk meningkatnya ketahanan pangan. Adapun juga membuat Buruan Sae untuk dilirik oleh negara lain dalam melihatnya sebagai tempat penelitian, hal tersebut seperti yang diungkapkan Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar.
“Program Buruan Sae bisa menjadi cetak biru bagi kota-kota lain untuk meningkatkan ketahanan pangan. Ini bisa menjadi praktik baik yang diakui, dan kita ingin memperlihatkan itu,” ujar Gin Gin dikutip dari detikJabar.
Lantas Apa Itu Buruan Sae?
- Advertisement -
Dikutip dari situs resminya buruansae.bandung.go.id Buruan Sae merupakan sebuah program urban farming yang terintegrasi digalakkan oleh dinas pangan dan pertanian (DISPANGTAN) di Kota Bandung. Adapun tujuan dibuatnya inovasi tersebut adalah untuk bisa menanggulangi adanya ketimpangan permasalahan pangan yang ada di kota Bandung dengan memanfaatkan pekarangan hingga lahan yang ada untuk berkebun dan memenuhi kebutuhan pangan dari keluarga sendiri.
Adapun sektor pangan yang ada di Buruan Sae yaitu ikan, sayur, ternak, buah, hingga mempunyai proses kompos, pembibitan dan toga. Inovasi tersebut membuat warga yang menjalankan Buruan Sae bisa menikmati hasil panen yang mereka rawat bersama-sama.
Kelebihan Program Buruan Sae
Program Buruan Sae sendiri tentunya menjadi inovasi yang menakjubkan dan mempunyai berbagai macam kelebihan bagi masyarakat seperti yang disebutkan oleh Gin Gin selaku Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung seperti berikut:
- Tidak memerlukan lahan luas
Gin Gin mengungkapkan program Buruan Sae tidak memerlukan lahan yang luas sebab contohnya saja di Kelurahan Pajajaran bisa mengubah lahan di atas Sungai Citepus menjadi perkebunan disana dan produktif membuat aneka produk pangan hingga kerajinan tangan.
- Mengintegrasikan berbagai komoditas pangan
Buruan Sae tidak hanya saja menghadirkan sayuran sebagai salah satu bentuk hasil panennya namun ada juga ikan sampai hewan ternak, program Buruan Sae juga berintegrasi dengan program Kang Pisman dalam upaya pengolahan sampahnya dan memanfaatkan hasil pengolahan sampah tersebut.
- Membuat eksistensi Buruan Sae untuk diintegrasikan di berbagai elemen masyarakat
Program Buruan Sae tersebut tentunya dibuat untuk masyarakat dimana eksistensinya harus dapat diintegrasikan kepada berbagai elemen masyarakat di Kota Bandung adapun Gin Gin mengungkapkan di Kota Bandung sudah ada 335 titik Buruan Sae dan terus tumbuh dengan harapan tiap RW di Kota Bandung mempunyai satu titik Buruan Sae.