Jakarta, 11 November 2022 (SAHITYA.ID) – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 bakal segera dilangsungkan di Bali, 15-16 November 2022, mendatang.KTT G20 pun memberikan kesempatan bagi para pemimpin daerah untuk membangun jaringan guna mengembangkan berbagai sektor di daerahnya masing-masing.
Di antaranya pengembangan sektor pariwisata dan membuka peluang kerja sama dalam bidang perdagangan hingga menggalang kerja sama terkait isu-isu perkotaan. Ada lima isu yang bisa diusung oleh para pemimpin daerah terkait penyelenggaraan KTT G20.
Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya saat jumpa pers G20 updates secara virtual melalui aplikasi zoom, Selasa (18/10/2022) di Jakarta, bertajuk “Merayakan Kepemimpinan Indonesia di G20.”
[inline_related_posts title=”Baca juga:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”tags” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
- Advertisement -
Bima Arya menyebutkan kelima isu yang sangat representatif dibahas dalam KTT G20. Pertama, kata dia, terkait masalah pariwisata, di mana daerah harus berbenah jelang KTT G20 agar mampu mengenalkan destinasi wisata unggulan di tiap daerah.
“Untuk mengenalkan destinasi pariwisata, 500 kota kabupaten harus berbenah, bersiap-siap untuk mendapatkan efek-efek limpahan dari pertemuan ini,” kata Bima Arya melalui keterangan tertulis yang diterima Sahitya.id, Jumat, 11 November 2022.
Bima Arya yang juga merupakan Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), mengatakan isu kedua yakni menjadikan KTT G20 sebagai ajang membuka kesempatan kerja sama perdagangan antar daerah saat mereka bertemu di G20.
Ketiga, lanjutnya, ajang G20 memberikan banyak manfaat terkait isu perkotaan, membuka kerja sama yang lebih intens ihwal isu perkotaan, masalah transportasi, isu lingkungan hidup, isu perubahan iklim, hingga isu SDGs.
Keempay, KTT G20 pun membuka ruang bagi Indonesia untuk memainkan peran yang sangat strategis di bidang perdamaian dunia.
“Ini mendorong peran kita dalam perdamaian dunia, tidak hanya di tingkat pemerintah, tapi juga sebagai warga negara,” ungkap dia.
Kelima, isu kepemimpinan muda, di mana G20 bisa dimanfaatkan oleh kelompok muda melalui berbagai macam kegiatan. Terlebih Indonesia saat ini menghadapi bonus demografi bersama kota-kota lain di dunia.
“Kepemimpinan formal bermunculan seperti wali kota muda, bupati muda, maupun anak-anak muda, pemimpin komunitas yang memimpin secara informal,” kata Bima.
Menurutnya, dalam Forum APEKSI, spirit kepemimpinan Indonesia dalam G20 terus digaungkan di berbagai kegiatan asosiasi, termasuk misalnya telah menggelar acara untuk kepemimpinan muda di Bandung, Bogor, Padang dan selanjutnya menyusul di Solo pada 28 Oktober nanti.
Ihwal isu perkotaan, kata dia, APEKSI banyak mengelaborasi isu konsolidasi perkotaan termasuk implementasi pembangunan berkelanjutan atau SDGs.“Pemerintah kota melalui APEKSI ini menyelenggarakan pemeringkatan atau indeks dari SGDs,” ucapnya.
Melalui pemeringkatan ini, capaian SDGS dari masing-masing kota bisa diketahui. Sedangkan untuk menjawab isu pariwisata dan perdagangan, APEKSI melakukan promosi mengenai potensi kedua bidang di berbagai forum regional dan global, dengan membawa bendera kepemimpinan Indonesia dalam G20 tahun 2022.
Arya Bima mengatakan, masing-masing isu telah memiliki forum sehingga mempermudah koordinasi, promosi, dan komunikasi. Misalnya di Solo dihelat smart city forum dan di Singkawang Kalimantan Barat diselenggarakan forum untuk membahas infrastruktur ibu kota baru.
Bima berharap APEKSI bisa menjadi penghubung di tingkat nasional dalam G20, untuk kemudian mampu menurunkan kelima isu di atas kepada para kepala daerah atau pemerintah kota.
“Isu apa saja ini yang saat ini yang menjadi fokus bisa kemudian teman-teman walikota
mengartikulasi di daerah masing-masing dengan spirit yang sama, jadi key word-nya, kata kuncinya adalah harus ada orang-orang yang menjembatani, memberikan update isu-isu di tingkat G20 untuk diturunkan ke informasinya ke perkotaan,” ucapnya.
Ia pun mengajak semua Bupati dan Wali Kota untuk menjemput bola mengambil peran di G20 sehingga daerah bisa memaksimalkan manfaat atas kepemimpinan Indonesia dalam G20 tahun ini.