Jakarta, 8 November 2022 (SAHITYA.ID) – Inovasi terkait penanggulangan sampah kini hadir dari kampus Universitas Padjadjaran (Unpad). Mahasiswa yang tergabung dalam tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) Ormawa BEM Fakultas Keperawatan, yang berhasil mengembangkan aplikasi bank sampah.
Aplikasi tersebut diberi nama “Bangsa Berbagi” yang merupakan kependekan dari Bank Sampah Berbasis Teknologi. Aplikasi ini hadir sebagai bagian dari upaya mengatasi permasalahan sampah di Desa Jatimukti, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Peluncuran aplikasi Bangsa Berbagi berlangsung sekitar sebulan yang lalu, tepatnta pada 9 Oktober 2022. Masyarakat Desa Jatimukti tampak memberikan respon positif dengan kehadiran bank sampah tersebut.
[inline_related_posts title=”Baca juga:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”categories” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
- Advertisement -
Kegiatan tersebut dilaksanakan atas hibah PPK Ormawa yang didapat BEM Fkep Unpad dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Kegiatan Bangsa Berbagi diaping oleh Ida Maryati selaku dosen pembimbing. Selain mahasiswa dari Fkep, tim juga terdiri dari mahasiswa Fakultas Pertanian dan FMIPA Unpad.
Semula, tim melakukan peninjauan di desa tersebut dan diketahui pengelolaan sampah di sana masih minim. Sampah biasanya dibakar di tenpat masing-masing atau dibuang di tempat terbuka sehingga menimbulkan bau tidak sedap.
Tim tersebut pun meminta bantuan perangkat desa untuk menyediakan bank sampah dan berinovasi menciptakan aplikasi “Bangsa Berbagi” yang dapat digunakan sebagai media informasi terkait sampah.
Informasi ini seperti dampak negatif sampah, informasi pembuatan pupuk, cara pemilahan sampah anorganik, dan penjelasan mengenai jenis sampah yang dapat dipilah. Aplikasi tersebut juga memiliki fitur penjemputan sampah, yang dapat dimanfatkan masyarakat untuk memudahkan dalam pengumpulan dan pengelolaan sampah.
Kegiatan ini juga didukung Goni Goni Pusat Daur Ulang di Bandung, serta Ibu PKK, Karang Taruna, dan Perangkat Desa Jatimukti. Adapun alur penjemputan terdiri dari:
1. Warga mengumpulkan dan memisahkan sampah organik dan anorganik di rumah
2. Warga menggunakan fitur penjemputan sampah di aplikasi Bangsa Berbagi
3. Sampah ditimbang dan didata oleh pengurus bank sampah
4. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos, sampah anorganik terpilih di jual ke Goni Goni
5. Hasil penjualan ke Goni Goni dialokasikan untuk kebutuhan Bank Sampah dan nasabah bank sampah
“Aplikasi Bangsa Berbagi dibutuhkan di Desa Jatimukti sebagai upaya untuk mempermudah masyarakat yang kesulitan dalam menjangkau Tempat Pembuangan Akhir atau Bank Sampah yang sudah disediakan,” kata Ketua tim PPK Fkep Unpad Gisa Agustin, dikutip dari laman resmi Unpad.
Salah seorang perangkat DesaJatimukti, Risko mengaku kehadiran aplikasi Bangsa Berbagi sangat membantu menyelesaikan masalah sampah di desa tersebut.
“Saya mendukung penggunaan aplikasi di Desa Jatimukti namun dalam penggunaannya dilaksanakan secara kontinyu karena seperti yang kita tahu masyarakat desa itu kalau ada yang baru suka merasa aneh jadi harus ada contoh dulu dari orang lain baru akan mengikuti. Tim mahasiswa juga harus tetap mendampingi jalannya program di Desa Jatimukti ini,” tukasnya.