Jakarta, 4 November 2022 (SAHITYA.ID) – Jarang yang tahu bahwa Kaliandra Merah merupakan bahan baku terbaik wood pellet alias pelet kayu. Dibandingkan petai cina dan sengon, Kaliandra Merah lebih bagus untuk dijadikan pelet kayu sebagai bahan bakar ramah lingkungan.
Tak hanya itu, Kaliandra Merah juga pada daunnya dapat dijadikan bahan pakan ternak karena mengandung protein tinggi. Bunganya pun sebagai dapat digunakan sebagai bahan ladang ternak lebah.
Kaliandra Merah tumbuh baik diketingginan 400-600 meter di atas permukaan laut, mengandung pH~5, dan sedikit air.
Tanaman tersebut berfungsi sebagai tanaman penutup tanah sedang atau perdu, penyubur tanah atau konservasi lahan, penahan erosi di tanah miring atau tanah bekas tambang sperti emas, timah, nikel, dan lain-lain guna menghindari banjir.
- Advertisement -
Selain itu, tanaman ini dapat menghidupkan lahan kritis, kering, berpasir, dan tandus, karena berfungsi sebagai penyubur tanah. Akar tunjangnya menghujam ke dalam tanaah, dan akar halus lainnya yang memanjang hingga ke permukaan tanah.
Kayu kaliandra juga menghasilkan kalori yang tinggi ketika dibakar (4,7 kkal) sehingga banyak masyarakat menggunakannya untuk kayu bakar.
Kaliandra Merah dengan silvikultur terubusan atau coppice system dengan panen satu tahun, berikutnya setiap enam bulan, dan replanting 10 tahun, sangat cocok untuk dijadikan pilihan jenis tanaman kebun energi yang bisa menghasilkan energi pelet kayu setara dengan energi batubara.
Perhitungan Bahan Baku
Kaliandra bisa menghasilkan biomasa kayu 15-40 ton/ha/tahun dengan rata-rata dengan jarak tanam 1 m x 1 m. Menurut kajian Firman Fahada (2014) di lokasi proyek Bangkalan – Madura, diperoleh data biomasa sebesar 33 – 64 ton/ha/tahun.
Jika hanya diambil batang dan rantingnya saja maka akan didapatkan sekitar 50 ton ha/tahun yang bisa dijadikan sebagai bahan baku pelet kayu.
Untuk diketahui, kapasitas pabrik pelet kayu adalah satu ton per jam. Dengan asumsi bahwa jam kerja efektif pabrik adalah 20 jam sehari, maka pabrik akan menghasilkan 20 ton per hari.
Jika diasumsikan 310 hari kerja dalam setahun, kebutuhan bahan baku dalam satu tahun adalah 20 ton x 310 hari atau sama dengan 6.200 ton/tahun. Maka kebutuhan lahan untuk memenuhi target produksi tahunan tersebut adalah 6.200/50 = 124 ha.