Jakarta, 24 Oktober 2022 – Petarung Indonesia Jeka Saragih namanya terus melambung setelah kini lolos final Road to Ultimate Fighting Championship (UFC). Artinya, tinggal selangkah lagi bagi Jeka untuk mendapatkan kontrak UFC.
Jeka, asal Simalungun, Sumatera Utara baru saja memenangkan pertarungan semifinal Road to UFC di Etihad Arena, Abu Dhabi, Minggu (23/10). Petarung berusia 28 itu menang KO atas Ki Won Bin asal Korea Selatan.
Jeka hanya butuh 2 menit 41 detik untuk mengalahkan Ki Won Bin. Pukulan keras yang dilepaskan Jeka ke bagian rahang membuat Ki Won Bin hilang keseimbangan dan mencium kanvas oktagon.
Seusai kemenangan itu, Jeka mendapatkan pujian. Ia hanya butuh satu kemenangan lagi untuk mendapatkan kontrak dari UFC.
- Advertisement -
Hal ini berarti Jeka masih harus bertarung sekali lagi di final. Jeka akan melawan Anshul Jubli dari India, dengan waktu dan tempat yang masih belum ditentukan.
“Jeka Saragih sudah punya dua penampilan luar biasa di pembukaan dan semifinal Road to UFC turnamen. Dengan kemenangan malam ini, dia berkesempatan ke final di divisi kelas ringan, di mana di akan bersaing menjadi orang Indonesia pertama yang memenangkan kontrak UFC,” kata UFC Senior Vice Presiden dan Head of Asia Kevin Chang seperti dilansir Detik.com, Senin (24/10/2022).
Kota Kelahiran Jeka Saragih, Kabupaten Simalungun memang dikenal sebagai daerah penghasil cabai merah dan jeruk. Tak hanya dua komoditas tersebut, Simalungun juga menyimpan potensi energi terbarukan yang cukup besar.
Sebagaimana dilaporkan Antara pada 20 Juni 2013, potensi panas bumi di Sumatera Utara ada di enam kabupaten yakni Karo, Simalungun, Tapanuli Utara (Taput). Tapanuli Selatan (Tapsel), Padang Lawas (Palas) dan Mandailing Natal (Madina).
Di enam daerah itu, sumber daya spekulatif 1.500 MW, sumber daya hipotetik 170 MW, cadangan terduga 1.857 MW, cadangan terbukti 840 MW, dan kapasitas terpasang sebesar 12 MW.
Mengutip Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Perusahaan Listrik Negara (PLN) 2021-2030, Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 23.965 Megawatt (MW). Adapun potensi terbesarnya ada di Pulau Sumatera, yakni sebesar 9.679 MW.
Meski punya potensi terbesar, kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terpasang di Sumatera saat ini baru sebesar 562 MW atau 5,8% dari total potensinya. Artinya, masih ada sekitar 94% potensi yang belum digarap.
Profil Simalungun
Seperti diketahui, hadirnya panas bumi dicerminkan oleh manifestasi panas di permukaan. Manifestasi tersebut berupa mata air panas, fumarola, kolam lumpur, tanah panas, tanah panas beruap dan batuan ubahan (alterasi), dengan temperatur bervariasi dan debit air panas yang bervariasi pula.
Daerah Simalungun yang pernah diselidiki potensi panas buminya berada di Dolok Marawa, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara. Lokasinya terletak pada koordinat antara 02 0 36’ – 030 18’ lintang utara dan 98 0 32’ – 990 35’ bujur timur, yang beribukota di Pematang Siantar, dengan luas daerah sekitar ± 14 x 12 km persegi.
Dolok Marawa ini merupakan salah satu daerah sebaran panas bumi yang mempunyai sebaran air panas yang cukup luas, dengan temperatur yang bervariasi antara 36,4 °C sampai 66,5 °C.
Manifestasi di permukaan yang muncul di daerah penyelidikan Dolok Marawa adalah mata air panas Tinggi Raja dengan temperatur yang bervariasi antara 36,4 °C sampai 85 °C.
Daerah objek wisata Tinggi Raja di Desa Dolok Marawa termasuk salah satu kawasan yang potensial untuk dikaji.
Pernah Dilirik Investor Turki
Potensi energi panas bumi di Kabupaten Simalungun sempat dilirik investor dari luar negeri. Perusahaan konsultan asal Turki, Hitay Group sudah melakukan kajian awal dan selanjutnya akan melakukan kajian mendalam.
Hitay Group menyebutkan Kabupaten Simalungun salah satu daerah di Sumatera Utara yang memiliki cukup banyak potensi panas bumi yang bisa dimanfaatkan sebagai energi listrik.
Salah satu potensi panas bumi yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik adalah objek wisata air panas di Tinggi Raja Kecamatan Silou Kahean.