Jakarta, 2 November 2022 (SAHITYA.ID) – PT Industri Kereta Api atau INKA (Persero) bekerja sama dengan perusahaan karoseri PT Tentrem Sejahtera dari Malang yang akan mengujicobakan kendaraan berbasis listrik tersebut pada saat KTT G20 mendatang.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Hendro Sugiatno. Hendro menjelaskan bahwa sudah ada beberapa produsen bus listrik di Indonesia.
[inline_related_posts title=”Temukan artikel menarik lainnya di bawah ini:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”tags” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
“Itu sudah memproduksi bus listrik sangat bagus dan akan diuji coba di G20 Bali (pada 15-16 November 2022) untuk bus besarnya dari dalam negeri, INKA,” kata Hendro di acara Ngobrol Santai (Ngobras) di Kemenhub, Jakarta Pusat, seperti dikutip Tempo, Selasa (1/11/2022).
- Advertisement -
Hendro berharap penggunaan bus listrik di G20 Bali mendatang bisa berjalan baik. Selain itu, pihaknya berharap mendapatkan apresiasi dari negara lain.
Adapun bus listrik produksi PT INKA bernama E-Inobus. Bus tersebut sempat dipamerkan di area Candi Borobudur pada awal Juni 2022 lalu dalam rangka kegiatan pameran Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) dan Peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Produk bus ini merupakan kerja sama PT INKA dengan Tron-E dari Taiwan sebagai mitra komponen drive train dan baterai bus serta Piala Mas dari Malang sebagai mitra pembuatan body bus listrik.
Diketahui, waktu yang diperlukan dalam pengisian daya bus listrik sampai penuh diperlukan waktu 3 – 4 jam. Tingkat kebisingan pada bus listrik ini juga diklaim jauh lebih baik (rata-rata sebesar 71 dB) jika dibandingkan dengan bus diesel (rata-rata sebesar 85 dB).
Dikutip dari laman PT INKA, performansi E-Inobus ini antara lain memiliki kecepatan maksimal 90 km/h dan maksimum gradeability 14%.
Dengan pengisian daya 3-4 jam, E-Inobus memiliki jarak tempuh sekali pengisian baterai hingga 200 km.
Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro juga menyampaikan bahwa pihaknya sudah membuktikan terkait bus listrik yang kualitasnya semakin baik dari produk generasi sebelumnya.
“Kami juga sudah mendapatkan kepercayaan dari pemerintah terkait skema buy the service. Rencananya, 30 unit bis listrik akan digunakan sebagai transportasi pada event G20,” ujarnya.
Dia menjelaskan, transformasi bisnis yang dilakukan PT INKA saat ini yakni kereta tram baterai. Selain itu, INKA juga membuat produk pengembangan yakni bus listrik generasi 1 yang sudah diuji lintas di Madiun, Jakarta, dan di Labuan Bajo.
Budi menjelaskan bahwa skema pembiayaan dari proyek ini adalah BTS alias buy the Service. Kementerian Perhubungan dalam hal ini menunjuk DAMRI sebagai operator bus listrik buatan PT INKA tersebut.
“Target pengoperasian bis setelah melayani event G20 yakni di bulan Desember untuk dioperasikan di Surabaya dan Bandung,” ujarnya.
Budi mengatakan, untuk biaya juga tergolong efisien. Terkait bus listrik generasi ke 1 memiliki TKDN sekitar 42%.
Kemudian, setelah PT INKA bekerja sama dengan perguruan tinggi dan Dikti dalam proyek bus generasi ke 2 BLMP (Bus Listrik merah Putih), TKDN yang diserap menjadi sekitar 56% karena menggunakan baterai lokal ABC yang dirakit oleh ITS dan PT INKA.
“Kami juga memohon bantuan untuk pembuatan komponen yang masih impor seperti gardan (axle), steering agar dapat dibuat serta diproduksi di Indonesia seluruh jenis TIER dapat mencapai 100%,” tutur Budi.
Kerja sama yang dimaksud adalah kerja sama antara PT INKA, PT KAI (Persero), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta sembila perguruan tinggi yakni, Institut Teknologi Bandung, Institut Sepuluh Nopember, Politeknik Madiun, Telkom University, Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, dan Universitas Sebelas Maret.