Jakarta, 15 November 2022 (SAHITYA.ID) – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) terus mempromosikan ketahanan pangan bersama sebagai pilar utama kemanusiaan dunia. Salah satu promosi yang dilakukan Mentan SYL adalah sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan berkelanjuutan. Apa tujuannya?
Menurut SYL sektor pangan sangatlah penting dan tidak boleh bersoal hanya karena kepentingan negaranya sendiri. Kerja sama dunia dalam menghadapi krisis pangan, lanjut SYL ini mutlak dilakukan karena tidak ada satu negara yang punya kemampuan sendiri.
“Inilah yang juga akan bersoal secara global,” ujar SYL saat menjadi pembicara pada Global Food Security forum.
[inline_related_posts title=”Baca juga:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”categories” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
- Advertisement -
Bagi Indonesia, kata Mentan SYL, ada tiga hal penting yang menjadi fokus utama dalam mengantisipasi krisis dunia. Pertama mempromosikan sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan berkelanjutan.
Kedua, mempromosikan perdagangan pertanian yang terbuka dan non diskriminatif dan ketiga memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan yang ada. “Saya selalu katakan pangan adalah Human Right. Karena itu tidak boleh ada negara di G20 ini menutup diri atau membatasi ekspornya atau memproteksi hanya kepentingan nasional karena kita sudah menyepakatinya,” katanya.
Terakhir, SYL mengatakan bahwa sektor pangan sesuai kesepakatan yang ada merupakan sektor super prioritas yang harus dikelola bersama dan berkelanjutan. Oleh karena itu, anggaran di semua negara juga harus dinaikkan untuk mendukung ketersediaannya.
“Bicara konteks global, Mapping kita terhadap yang mana negara-negara yang bersoal pangannya harus bisa kita pastikan untuk melakukan langkah seperti apa subjeknya, objeknya dan metodologi yang kita pakai untuk membantu mereka yang sorted di bidang pangan,” katanya.
SYL membeberkan data stok beras saat ini sebesar 10,2 juta ton. “Intinya semua kekuatan dari sebuah negara yang sudah melampaui kemampuan atau ketersediaannya untuk tingkat nasional masing-masing harus dicanangkan untuk kepentingan global,” katanya.
Berikutnya, kata SYL, yang juga tidak kalah penting adalah meningkatkan skala produksi pangan lokal untuk mensubtitusi gandum. Saat ini, kementan telah menyiapkan sagu, gandum dan juga singkong sebagai bahan pembuat tepung pengganti gandum.
Pemerintah menyiapkan pengganti gandum dengan sagu, singkong dan sorgum. “Kerja sama Global ini sangat penting dan dimantapkan tidak hanya sebatas retorika dan diskusi. Tetapi bagaimana monitoring langkah lanjut di tingkat implementasi kebutuhan yang ada,” katanya.