Jakarta, 18 Oktober 2022 – Dampak pemanasan global akan semakin memperburuk kondisi penghuni bumi. Pasalnya, sebanyak 14 persen populasi akan merasakan efek panas ekstream dengan kenaikan 1,5 derajat celsius dan berimbas pada krisis pangan beserta masalah besar lainnya.
Hal itu diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat memberikan pemaparan pada acara Dies Natalis Universitas Negeri Padang (UNP) ke-68 di Padang, Sumatera Barat, Selasa (18/10/2022).
Bahkan, kata dia, akibat efek pemanasan global tersebut bisa membuat binatangf bertulang belakang akan musnah sebesar 4 persen.
“Kenaikan suhu yang sama (1,50 C) permukaan air laut akan naik setinggi 0,4 meter, dan 8% tumbuhan serta 4% binatang bertulang belakang akan musnah,” ujar Arifin dikutip Sahitya.id dari laman resmi Kementerian ESDM.
- Advertisement -
Arifin mengatakan pemanasan global berasal dari emisi yang dihasilkan mesin-mesin berbahan bakar energi fosil, seperti minyak dan gas bumi juga batu bara.
Menurutnya, berkaca pada masalah pemanasan global, pemerintah Indonesia bersama seluruh negara lainnya di dunia sepakat untuk melakukan perbaikan dan pencegahan yang termaktub dalam Paris Agreement pada 2015, lalu.
“Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sesuai Nationally Determined Contribution (NDC) sebesar 29% pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060,” katanya.
Arifin mengatakan pemerintah pun sudah menyusun roadmap transisi energi untuk mencapai nol emisi karbon atau net zero emmissions (NZE) pada 2060, mendatang.
NZE itu dilakukan secara bertahap melalui berbagai upaya guna mengurangi gas buang yang dihasilkan dari sumber energi berbasis fosil.
Konversi dari BBM ke tenaga listrik, penggunaan kompor listrik bagi masyarakat menengah ke atas menjadi salah satu upaya yang dilakukan guna menekan emisi karbon.
“Seperti Teknologi carbon capture storage, dan carbon capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS), serta blue and green hydrogen, dimana teknologi ini bisa memproduksi hydrogen tanpa menghasilkan emisi CO2,” paparnya.