Jakarta, 27 Oktober 2022 – Pertamina menerapkan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) atau Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dengan melakukan injeksi perdana karbon dioksida (Co2) di Lapangan Pertamina EP Jatibarang Field, Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 6 Oktober 2022.
Injeksi Co2 dilakukan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, bersama Senior Vice President Research Teknology and Innovation Pertamina, Oki Muraza, Dewan komisaris Pertamina Hulu Energi, Nanang Untung, Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi, Muharram Jaya Panguriseng, dan Direktur Reservoir Evaluation CCS Grup JOGMEC, Hiroshi Okabe.
Tutuka mengatakan implementasi teknologi CCUS tersebut merupakan yang pertama kali dilakukan di lapangan migas di Indonesia. “Teknologi CCUS menjadi enabler yang mampu meningkatkan produksi migas melalui CO2-EOR sekaligus mengurangi emisi GRK secara signifikan,” katanya.
Ia menjelaskan, injeksi CO2 dalam penerapan CCUS merupakan akselerasi untuk mendukung target produksi migas nasional 1 juta barrel dan 12 MMSCFD tahun 2030 serta Net Zero Emission alias nol emisi karbon pada tahun 2060.
- Advertisement -
Sementara itu, Oki Muraza, mengatakan injeksi C02 merupakan realisasi kerja sama antara Pertamina (Persero), Pertamina EP, dan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC) terkait ‘JOGMEC on CO2 Injection for Enhanced Oil Recovery (CCUS-EOR) Project in Jatibarang Field’.
“Hari ini kita melihat sejarah baru bagaimana CO2 diinjeksi untuk meningkatkan produksi sekaligus mengurangi emisi,” katanya.
Penerapan teknologi CCUS merupakan komitmen Pertamina mendukung program Pemerintah untuk mempercepat transisi energi dan mencapai target penurunan emisi sebesar 29 persen pada tahun 2030 dan Net Zero Emission pada tahun 2060. “Implementasi injeksi CO2 akan menjadi tulang punggung Pertamina dalam meningkatkan produksi migas dan sustainability,” kata Oki.
Potensi dekarbonisasi tersebar di berbagai lokasi, di antaranya yang saat ini sedang dilakukan studi adalah Jatibarang, Sukowati, Gundih, Ramba, Subang, Akasia Bagus dan Betung. Potensi dekarbonisasi di seluruh area Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina, di kisaran 15 juta ton carbon equivalen.