Jakarta, 20 Oktober 2022 – Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA merupakan salah satu pembangkit yang memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi energi listrik. Pembangkit listrik ini bekerja dengan cara mengubah energi air yang mengalir – bisa dari bendungan atau air terjun – menjadi energi mekanik dengan bantuan turbin air dan dari energi mekanik menjadi energi listrik dengan bantuan generator.
Selanjutnya, energi listrik tersebut dialirkan melalui jaringan-jaringan yang telah dibuat, hingga akhirnya energi listrik tersebut sampai ke rumah.
Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air pada suatu air terjun atau aliran air di sungai.
Sejak awal abad 18, kincir air banyak dimanfaatkan sebagai penggerak penggilingan gandum, penggergajian kayu dan mesin tekstil. Memasuki abad 19, turbin air mulai dikembangkan.
- Advertisement -
Energi air yang dalam bahasa Inggris hydropower adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir).
Di Indonesia, potensi energi yang dapat dimanfaatkan dari air adalah sebesar 45,379 MW dari total 75,091 MW energi yang terkandung. Pemanfaatan energi air untuk menghasilkan energi listrik dilakukan dengan menggunakan teknologi bernama PLTA.
Salah satu lokasi pemanfaatan air sebagai pembangkit listrik adalah PLTA Cirata, Purwakarta. Pembangkit listrik yang telah dibangun sejak 1983 ini bukanlah pembangkit utama dalam jaringan listrik Jawa Bali, melainkan dijadikan pembangkit listrik cadangan.
Apabila keseluruhan turbin yang berjumlah 8 di PLTA tersebut berfungsi, PLTA Cirata hanya mampu menyuplai sekitar 4 persen atau sekitar 1.008 MW dari beban listrik Pulau Jawa yang mancapai 23.000 MW. Selain Cirata, terdapat pula pembangkit listrik tenaga air lainnya yang ada di Indonesia seperti PLTA Saguling, Jatiluhur dan Lamajan.
Tak hanya menjadi pembangkit, PLTA juga bermanfaat bagi sektor pariwisata. Pemandangan alam berupa gunung, danau dan wisata kulinernya menjadi daya tarik pariwisata. Pemandangan alam tidak hanya menjadi objek wisata di kawasan bendungan Jatiluhur, terdapat pula objek pariwisata lain yang tersedia di sana seperti kolam renang dan ski air yang secara langsung menghadap ke danau.
Cara Kerja
Mekanisme kerja PLTA cukup sederhana, yaitu memanfaatkan energi potensial dan kinetik air untuk menghasilkan putaran pada turbin. Air dikumpulkan pada suatu area (reservoir) yang berada pada ketinggian tertentu.
Turbin yang menjadi komponen utama untuk menghasilkan energi listrik terletak di dalam bangunan powerhouse yang berada pada ketinggian yang lebih rendah dari reservoir. Saluran air atau penstock menghubungkan reservoir dengan powerhouse.
Adanya perbedaan ketinggian antara reservoir dan powerhouse memungkinkan air mengalir di dalam saluran air dari reservoir menuju powerhouse. Di dalam powerhouse, aliran air dari reservoir tadi memungkinkan turbin air yang telah terhubung ke generator untuk berputar, listrik pun dapat dihasilkan.
Proses Konversi
Setidaknya terdapat tiga proses konversi energi pada PLTA. Proses konversi energi dimulai dari energi potensial (berhubungan dengan ketinggian) dari air pada reservoir yang berubah menjadi energi kinetik translasi (berhubungan dengan perpindahan) saat air bergerak menuju powerhouse dalam saluran air.
Kemudian energi kinetik translasi dikonversi menjadi energi kinetik rotasi (berhubungan dengan putaran) saat turbin berputar akibat dari pergerakan aliran air. Mengingat PLTA membutuhkan adanya perbedaan ketinggian antara reservoir dan powerhouse, daerah pegunungan menjadi tempat yang sangat cocok untuk lokasi PLTA.
Manfaat PLTA
Adapun manfaat PLTA antara lain sebagai berikut:
- Sumber energi segala kebutuhan, baik kebutuhan rumah tangga hingga kebutuhan pada sektor industri.
- Energi yang ramah lingkungan, hal ini dikarenakan gas emisi PLTA tidak sebesar pembangkit listrik lain yakni hanya berkisar 18,5 gCO2-eq/kWh.
- Meningkatkan perekonomian, PLTA ini dapat membantu menekan pengeluaran biaya penggunaan energi listrik sehingga akan lebih menghemat pengeluaran biaya kebutuhan hidup sehari-hari.
- Destinasi wisata, adanya bendungan PLTA dapat dijadikan destinasi wisata baru yang mengedukasi.
- Irigasi, air yang tersimpan dibendungan dapat diambil dan dimanfaatkan sebagai sumber irigasi untuk ladang dan sawah.
- Cadangan air, tampungan air dalam bendungan PLTA dapat dijadikan cadangan air terutama pada saat musim kemarau tiba.
- Ketahanan energi nasional, listrik yang mana dulunya hanya mengandalkan batu bara yang bersifat tidak dapat diperbarui kini dengan adanya PLTA maka penggunaan energi batu bara dapat berkurang sehingga lebih menjaga ketahanan energi yang dimiliki oleh Indonesia.
Meskipun mendatangkan banyak manfaat, pemanfaatan air dengan membangun bendungan memiliki dampak lain seperti dapat mengganggu keseimbangan ekosistem sungai atau danau, pembangunan yang memakan biaya dan waktu yang cukup lama dan kerusakan pada bendungan yang dapat menyebabkan risiko kecelakaan dan kerugian lain yang besar. Oleh karena itu perlu diperhatikan aspek-aspek kelingkungan serta keselamatan agar pemanfaatan bendungan dapat dilakukan secara maksimal.