Jakarta, 7 November 2022 (SAHITYA.ID) – Pada 1994, Pemerintah Cina mulai melakukan pembangunan infrastruktur megaproyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) beserta bendungan yang berlokasi area Sungai Yangtze, Chang Jiang, sebelah barat Kota Yichang, Provinsi Hubei, Cina.
Pembangunan bendungan beserta PLTA itu rampung pada 2006 silam dan dinobatkan sebagai bendungan terbesar di dunia, sebagaimana dilansir dari Britanica. PLTA dan bendungan yang digarap secara bertahap akhirnya mencapai kapasitas pembangkit listrik secara penuh pada 2012, lalu.
PLTA tersebut diberi nama Three Gorges Dam alias Bendungan Tiga Ngarai memungkinkan navigasi kapal barang yang berlayar di lautan dan menghasilkan tenaga hidroelektrik. PLTA tersebut memiliki struktur gravitasi betin jambul lurus yang mampu membendung aliran air.
[inline_related_posts title=”Baca juga:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”categories” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
- Advertisement -
Struktur bendungan tersebut memiliki panjang 2,335 kilometer dengan ketinggian maksimum 185 meter. Pembangunan megaproyek bendungan tersebut menghabiskan 28 juta meter kubik beton dan 463 ribu metrik ton baja.
PLTA itu mampu mengalahkan PLTA Itaipu di Brasil dan Paraguai yang sebelumnya menjadi PLTA terbesar di dunia. PLTH Three Gorges Dam memiliki kapasitas listrik sebesar 22.500 megawatt, sementara PLTA Itaipu hanya berkapasitas 14 ribu MW.
Bendungan tersebut memiliki luas permukaan sekitar 1.045 kilometer persegi atau 21 kali lebih besar dari waduk Jatigede, Jawa Barat yang memiliki luas permukaan sekitar 49,8 kilometer persegi.
Bendungan Three Gorges tersebut berjarak sekitar 600 kilometer ke hulu sungai Yangtze. PLTA Three Gorges Dam memiliki 34 generator turbo dan menjadi penyuplai energi listrik utama untuk wilayah Cina timur, tengah, Provinsi Guangdong dan wilayah lainnya.
Adapun nilai proyek pembangunan PLTA Three Gorges Dam tersebut menghabiskan cuan sekitar 31 miliar dolar AS. Pada 2020, produksi listrik yang dihasilkan PLTA tersebut memecahkan rekor dengan total 111.800 gigawat per jam.
Manfaat PLTA Three Gorges Dam
Melansir dari berbagai sumber, PLTA Three Gorges Dam diklaim mampu menghilangkan emisi gas buang setara 86,7 juta ton karbon dioksida, 20.600 ton belerang dioksida, dan 19.600 ton nitrogen oksida.
Pencapaian tersebut membuat PLTA tersebut membantu menghasilkan energi listrik yang cenderung tak menyebabkan polusi dan meminimalisir ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, berupa batu bara dalam menghasilkan energi listrik.
Polemik Three Gorges Dam
Bendungan Three Gorges menuai kontroversial dari sejak pembangunan infrastruktur bendungan tersebut mulai dibangun. Pembangunan bendungan tersebut menyebabkan 1,3 juta warga Cina harus pindah karena terdampak megaproyek itu.
Selain itu, terjadi penghancuran beberapa situs artsitektur dan arkeologi langka ditambah pemusnahan kawasan hutan di sekitaran bendungan. Ditambah, bendungan Three Gorges pun disinyalir menjadi penyebab peningkatan jumlah tanah longsor dan gempa bumi di wilayah tersebut.
Semula, bendungan itu dianggap tangguh dan menjadi solusi untuk banjir yang kerap menerjang kawasan tersebut. Namun, pada Agustur 2020, hal itu terbukti keliru di mana, Sungai Yangtze meluap akibat banjir.
Akibatnya, untuk pertama kalinya, bendungan tersebut mendekati kapasitas maksimun dengan ketinggian air akibat banjir mencapai 165,5 meter. Sementara kapasitas bendungan dibangun untuk menahan ketinggian air hingga 175 meter.
Dampak banjir pun membuat sekitar 300 ribu penduduk harus dievakuasi akibat terdampak bencana banjir. Di Chongqing, Jalan, jembatan tanman dan jalan raya utama terendam banjir. Sedikitrnya 260 ribu orang terkena dampak banjir yang melumpuhkan sektor bisnis di beberapa provinsi di Cina tersebut.