Jakarta, 21 Oktober 2022 – Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN adalah sebuah pembangkit daya thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik Tenaga Uap, menggunakan uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin.
Putaran turbin inlah yang diubah menjadi energi listrik. Perbedaannya ialah sumber panas yang digunakan untuk menghasilkan panas.
Mengutip Batan.go.id, sebuah PLTN menggunakan Uranium sebagai sumber panasnya. Reaksi pembelahan (fisi) inti Uranium menghasilkan energi panas yang sangat besar.
Daya sebuah PLTN berkisar antara 40 Mwe sampai mencapai 2000 MWe, dan untuk PLTN yang dibangun pada 2005 mempunyai sebaran daya dari 600 MWe sampai 1200 MWe.
- Advertisement -
Sampai 2015, terdapat 437 PLTN yang beroperasi di dunia, yang secara keseluruhan menghasilkan daya sekitar 1/6 dari energi listrik dunia. Hingga saat ini sekitar 66 unit PLTN sedang dibangun di berbagai negara, antara lain Tiongkok 28 unit, Rusia 11 unit, India 7 unit, Uni Emirat Arab 4 unit, Korea Selatan 4 unit, Pakistan dan Taiwan masing-masing 2 unit.
PLTN dikategorikan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Namun pada beberapa pembangkit yang memiliki beberapa unit reaktor yang terpisah memungkinkan untuk menggunakan jenis reaktor yang berbahan bakar seperti Uranium dan Plutonium.
Sejarah PLTN
Markus Wauran, Anggota Masyarakat Nuklir Indonesia menerangkan, sejarah PLTN pertama yang beroperasi dan diakui dunia internasional dalam hal ini IAEA (International Atomic Energy Agency) berlokasi di OBNINSK. Tepatnya 100 km dari Moscow, Uni Soviet (sekarang Rusia).
PLTN ini beroperasi pada 26 Juni 1954, berkapasitas 5 MWe dengan tipe reaktor Pressurized Water Graphite Reactor. Presiden pertama RI Soekarno menghadiri peresmian pengoperasian reaktor tersebut.
Negara kedua yang memiliki PLTN adalah Inggris yang mulai dibangun pada 1 Agustus 1953, di Cumbria. Sebanyak dua unit PLTN yang dibangun diberi nama: Calder Hall Unit A, dan Calder Hall Unit B. Masing-masing berkapasitas 50 MWe dengan tipe reaktor GCR (Gas Cooled Reactor). Unit A beroperasi pada 27 Agustus 1956 dan unit B pada 1 Pebruari 1957.
Setelah Uni Soviet dan Inggris di benua Eropa, Amerika Serikat menjadi negara berikutnya yang mengembangkan PLTN dengan kapasitas 60 MWe dibangun di Shippingport, Pennsylvania dan beroperasi pada 2 Desember 1957.
Sementara, Jepang adalah pioner pertama di Asia. PLTN pertama Jepang dibangun di Ibaraki dan diberi nama JP-DR (Japan Power Demonstration Reactor) dengan kapasitas 13 MWe dan tipe reaktornya BWR (Boiling Water Reactor). Sampai dengan penghujung 1970an, pembangunan PLTN didominasi oleh Amerika Serikat di benua Amerika dan Perancis di benua Eropa. Kedua negara ini unggul dalam jumlah PLTN yang dibangun dan unggul dalam teknologi PLTN.
Di Asia, Jepang tetap unggul dalam jumlah pembangunan PLTN, kemudian diikuti Korea Selatan, India, Taiwan, Cina dan Pakistan. Namun, teknologi PLTN dari semua negara Asia masih mengadopsi tekonologi dari Amerika Serikat dan Perancis. Namun beberapa tahun terakhir ini, Jepang dan Korea Selatan telah mampu membangun kemandirian teknologi PLTN tanpa tergantung pada negara lain bahkan telah menawarkan teknologi nuklir kepada negara yang belum memiliki PLTN dan juga berupaya menembus pasar negara maju.
Sampai saat ini Indonesia belum berhasil membangun PLTN, sehingga belum ada satupun PLTN yang dapat dioperasikan untuk mengurangi beban kebutuhan energi listrik yang saat ini semakin meningkat di Indonesia. Padahal energi nuklir saat ini di dunia sudah cukup berkembang dengan menguasai pangsa sekitar 16% listrik dunia.
Gagasan membangun PLTN di Indonesia sebenarnya didasari oleh pertimbangan bahwa sumber energi fosil yang selama ini menjadi penopang utama dalam pembangkitan listrik di Indonesia mulai menipis. Peningkatan kebutuhan listrik dari berbagai sektor mengalami peningkatan rata-rata yaitu sekitar 7% per tahun akan sulit apabila hanya mengandalkan pada bahan fosil. Tuntutan pemenuhan kebutuhan listrik dan kualitas lingkungan yang bersih juga menjadi persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembnagkitan listrik di masa mendatang.
Manfaat Nuklir dalam Berbagai Bidang
1. Bidang Energi
Manfaat Teknologi Nuklir dalam bidang energi. Sudah lama Teknologi Nuklir digunakan sebagai pembangkit listrik. Negara maju seperti Jerman, Cina, Rusia, Jepang, Korea, Inggris, Amerika, dll sudah memanfaatkan tenaga nuklir sebagai kebutuhan pembangkit listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah pembangkit listrik thermal dengan panas yang di dapat dari satu atau bahkan lebih dari satu reaktor nuklir pembangkit listrik. Keuntungan dari PLTN ini di antaranya seperti tidak menghasilkan limbah berbahaya seperti karbon monoksida, mercury, nitrogen oksida, dan gas lainnya. Selain itu tenaga nuklir juga mampu bertahan lebih lama, menghasilkan tenaga yang lebih besar daripada bbm dan tidak menyebabkan efek gas emisi rumah kaca. Teknologi nuklir digunakan juga untuk kapal selam bertenaga nuklir, kapal induk bertenaga nuklir, dan lain sebagainya.
2. Bidang Industri
Manfaat teknologi nuklir juga di gunakan manusia dalam bidang industri. Sebagai contoh dengan teknologi nuklir manusia dapat melakukan proses ekspolrasi minyak dan gas, untuk menentukan sifat dari bebatuan yang ada di sekitar seperti litografi maupun porositas. Tidak hanya itu saja kemampuan dari radiasi energi nuklir juga dapat membantu perancangan konstruksi jalan, mengukur kelembapan dan kepadatan. Penggunaanya adalah seperti mengukur kepadatan tanah, aspal, serta beton dengan menggunakan celsium-137 sebagai sumber nuklirnya.
3. Bidang Hidrologi
Dalam bidang hidrologi pemanfaatan nuklir seperti untuk menguji kecepatan aliran sungai atau lumpur. Radioisotop dapat digunakan untuk mengukur debit air, biasanya natrium-24 yang digunakan dalam bentuk NaCl. Intensitas pada radiasi nuklir dapat di manfaatkan juga sebagai pendeteksi kebocoran pada pipa dalam bawah tanah. Radioisotop Na-24 mampu memancarkan sinar gamma yang dapat di deteksi secara langsung dengan menggunakan alat pencacah radioaktif Geiger Counter.
4. Bidang Kesehatan
Aplikasi pada bidang medis dengan menggunakan teknologi umumnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu diagnosa dan terapi radiasi. Sinar X contohnya yang di gunakan untuk perawatan bagi pasien yang menderita kanker. Tentu saja hal ini adalah pengembangan dari teknologi nuklir selama ini oleh para ilmuwan. Selain itu juga dapat untuk pencarian jejak radioaktif pada tubuh manusia dengan menggunakan Teknesium yang diberikan oleh molekul organik, serta berbagai aplikasi lainnya.