Jakarta, 17 Oktober 2022 – Bentang alam Indonesia yang dikerumuni gunung api menjadikan Indonesia memiliki potensi besar guna memanfaatkan panas bumi.
Panas bumi adalah sumber energi panas yang berasal dari perut bumi di mana memiliki unsur dari gabungan air panas, uap air juga batuan mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik tidak dapat dipisahkan.
Panas bumi rupanya bisa dimanfaatkan untuk bermacam keperluan. Semisal bisa dikonversi menjadi energi listrik, dijadikan sebagai bahan baku pembuatan es, industri kertas dan makanan, produksi bioethanol dan biogas, produksi hidrogen dan yang lainnya.
Namun, yang paling umum diketahui, panas bumi biasa dikonversi menjadi energi listrik melalui serangkaian proses pembangkit listrik.
- Advertisement -
PLTP secara sederhana merupakan tenaga listrik yang dihasilkan dari sistem turbin yang digerakan melalui energi panas bumi. Biasanya, proses pembuatan PLTP dimulai dari pembuatan sumur dengan kedalaman tertentu hingga mencapai pada titik panas bumi.
Kemudian uap panas dari sumur tersebut diarahkan ke turbin dan hingga akhirnya turbin bisa berputar. Gerakan turbin tersebut menghasilkan energi listrik.
Satu di antara wilayah yang dijadikan lokasi PLTP yakni di wilayah Sarulla, di kawasan Gunung Toba. Sarulla memiliki potensi panas bumi cukup melimpah.
Gunung Toba merupakan gunung berapi aktif yang meletus sekitar 7000 tahun silam. Berdasarkan riset, status Gunung Toba kini masih aktif, tapi panasnya tidak terakumulasi dalam satu titik, melainkan tersebar menjadi beberapa titik.
Panas bumi mengalir keluar dan membentuk air panas yang kemudian digunakan sebagai sumber energi untuk menggerakkan turbin hingga menghasilkan setrum.
PLTP Sarilla merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di dunia. Terdapat tiga unit pembangkit listrik di PLTP Sarulla. Ketiga unit tersebut berada di dua lokasi meliputi satu unit di Silangkitang dengan kapasitas mencapai 1×110 megawatt, dan dua unit sisanya di Namora I Langit (NIL), berkapasitas 2×110 megawatt.
Mengutip dari laman resmi Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementrian Lingkungan Hidup, Aktivitas PLTP Sarulla tidak menggunakan bahan fossil fuel ataupun batu bara. Alhasil, tidak mengasilkan emisi gas rumah kaca.
Makanya, PLTP Sarilla dijadikan percontohan sebagai energi terbarukan yang diklaim bisa mengurangi emisi gas rumah kaca nasional. Pemerintah pun gencar mengeksplorasi wilayah-wilayah yang memiliki potensi panas bumi guna dijadikan lokasi pembangunan PLTP.
Meski begitu, pemerintah kini masih terus melakukan riset terkait keamanan produksi listrik dari pemanfaatan panas bumi dan mengkaji terkait potensi kerugian bagi lingkungan khususnya urusan penanasan global.