Jakarta, 12 November 2022 (SAHITYA.ID) – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan, mengungkapkan Indonesia akan melakukan showcase Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) apung di Bali saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 15-16 November 2022 mendatang.
Pembangunan PLTS apung itu, merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam transisi energi untuk mengatasi perubahan iklim.
[inline_related_posts title=”Baca juga:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”categories” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
Khusus pada topik transisi energi, Indonesia telah mempunyai komitmen untuk berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan mencapai target Net Zero Emission pada 2060.
- Advertisement -
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengurangi misi karbon serta mencapai net zero emission itu. Dimulai dengan rencana pengalihan pembangkit pembangkit yang bersumber pada energi fosil menuju pembangkit yang lebih ramah lingkungan, serta terus mengembangkan teknologi dan inovasi dalam memanfaatkan sumber sumber energi yang ramah lingkungan.
“PLTS Terapung itu merupakan langkah baru Indonesia dalam memanfaatkan energi surya sebagai sumber energi pembangkit yang terapung di badan air,” jelas Menko Marves Luhut, Jumat (11/11/2022).
Kapasitas terpasang PLTS Terapung ini 100 KWp konstruksinya dikerjakan dalam waktu singkat dan nilai TKDN nya sudah mencapai 49,6 persen.
Langkah awal itu akan menjadi pendorong pengembangan PLTS Terapung di Indonesia, karena potensinya sangat besar. Pemanfaatan lahan diatas badan air ini akan mengatasi hambatan pembangunan pembangkit yang seringkali kesulitan menemukan lahan darat yang tepat.
“Sekali lagi, hari ini kita menyaksikan pembangunan PLTS terapung pertama di Indonesia yang tenaga listriknya diserap oleh PT. PLN,” ia menambahkan.