Jakarta, 14 November 2022 (SAHITYA.ID) – Indonesia memiliki total potensi energi terbarukan lebih dari 4.000 GW, yang sebagian besar masih belum dimanfaatkan. Dengan kapasitas energi terbarukan yang baru terpasang sekitar 10,8 GW (2021) atau baru sekitar 0,27%.
[inline_related_posts title=”Baca juga:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”tags” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
Demikian berdasarkan laporan World Economic Forum berkolaborasi dengan Kamar Dagang Indonesia berjudul Peluang Kebijakan untuk Memajukan Investasi Energi Bersih di Indonesia.
Dalam laporan itu, disebutkan Indonesia berencana untuk memasang tambahan kapasitas 40,6 GW pada 2030, lebih dari setengah di antaranya (20,9 GW) berasal dari sumber energi terbarukan.
- Advertisement -
Pada 2025, bauran energi nasional harus terdiri dari 23% energi terbarukan (atau 24 GW dari kapasitas terpasang). Sebagian besar direncanakanpenambahan kapasitas terbarukan hingga 2030 yang akan datang.
Hal itu meliputi dari tenaga air (9,3 GW), surya (4,7 GW) dan panas bumi (3,4 GW). Untuk memenuhi target net zero emission pada 2060, diperkirakan Indonesia akan membutuhkan rata-rata $150-200 miliar per tahun hingga 2030.

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Negara dengan populasi 272,6 juta (per 2021) ini untuk konsumsi energi primer tumbuh sekitar 16% antara 2010-2020.
Dalam laporan tersebut, dijelaskan juga bahwa bahan bakar fosil mendominasi sumber listrik, membuat lebih dari 70% dari kapasitas pembangkit, dengan kontribusi batu bara hingga 65% dari total kebutuhan.
Berdasarkan keputusan Presiden No 112/2022 yang dikeluarkan pada September 2022 menyoroti langkah-langkah utama untuk mendorong energi terbarukan di Indonesia, termasuk menyiapkan rezim penetapan harga yang kompeten untuk energi terbarukan sumber energi, insentif pajak untuk energi terbarukan proyek dan merampingkan proses negosiasi untuk mencapai kesepakatan harga.