Jakarta, 7 November 2022 (SAHITYA.ID) – Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah resmi memulai program bertajuk Bioetanol Tebu untuk Ketahanan Energi di Jawa Timur pada Jumat lalu (4/11/2022).
Sebagaimana dikutip dari laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, dikabarkan bahwa Presiden Jokowi berharap program ini bisa meningkatkan dan memperbaiki kualitas hasil produksi tebu di Indonesia.
“Kita telah memulai menanam tebu yang ditanam secara modern dan kita harapkan nanti produktivitas dari tanaman itu menjadi lebih baik dan lebih meningkat,” ujar Presiden Joko Widodo di pabrik bioetanol PT Energi Agro Nusantara (Enero).
Menurut Jokowi, Indonesia menjadi eksportir gula pada 1800-an. Namun saat ini Indonesia harus mengimpor gula dengan jumlah yang sangat besar untuk kebutuhan konsumsi serta industri dalam negeri.
- Advertisement -
[inline_related_posts title=”Baca juga:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”categories” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
Maka dari itu, Jokowi pun menginstruksikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk bisa meningkatkan kualitas dari bibit tebu dengan varietas yang terbaik di dunia.
Jokowi juga berharap agar Indonesia bisa mencapai target dalam beberapa waktu ke depan terkait kemandirian dan ketahanan pangan. Termasuk untuk tidak lagi mengimpor gula ke negara lain, meskipun prosesnya mungkin lama.
“Tapi memang butuh waktu mungkin dalam jangka lima tahun ke depan. Target kita seperti itu,” ujar Jokowi.
Jokowi juga meminta kepada para petani serta pabrik gula di Indonesia untuk bisa bekerja sama dengan baik agar mencapai tujuan tersebut. Sehingga mesin-mesin di pabrik gula juga harus diperbarui dengan yang lebih modern dan menggunakan teknologi terkini.
Apa itu Bioetanol?
Mengutip situs Universitas Gadjah Mada, bioetanol atau etanol merupakan senyawa alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi biomassa dan dengan bantuan mikroorganisme. Bioetanol ini juga diperoleh dari hasil fermentasi yang mana mempunyai berbagai macam kadar.
Melansir Sciencedirect, Bioetanol merupakan biofuel atau bahan bakar nabati cair yang diproduksi melalui fermentasi ABE dari beberapa jenis bahan baku nabati. Misalnya, jagung, kedelai, jerami gandum, serpihan kayu, dan lain sebagainya.
Bioetanol yang menghasilkan kadar 90% sampai 94% disebut sebagai bioetanol tingkat industri. Sedangkan, bioetanol yang dihasilkan sekitar 94% sampai 99,5% disebut sebagai bioetanol tingkat netral.
Biasanya bioetanol jenis tersebut digunakan sebagai campuran untuk minuman keras. Sementara bioetanol yang terakhir merupakan bioetanol tingkat bahan bakar.
Saat ini, di Indonesia ada dua jenis Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk bioetanol yaitu SNI DT 27-0001-2006 untuk bioetanol terdenaturasi. Kedua, SNI-06-3565-1994 untuk alkohol teknis yang terdiri dari alkohol prima super, alkohol prima I dan alkohol prima II.
Alkohol prima super mempunyai kadar maksimum sebesar 96,8% dan minimum 96,3%. Kemudian, untuk alkohol prima I dan prima II mempunyai kadar minimal 96,1% dan 95,0%. Semuanya diukur dalam tempratur 15 derajat celcius.
Manfaat Bioetanol
Ada berbagai macam manfaat atau kegunaan untuk bioetanol yaitu seperti berikut.
1. Penggunaannya bisa untuk mengurangi emisi gas CO karena ramah lingkungan. Bisa digunakan sebagai BBM atau dicampurkan ke dalam premium sebagai aditif dengan perbandingan tertentu (gasohol atau gasolin alcohol). Jika dicampurkan pada bensin, bioetanol bisa meningkatkan angka oktan secara signifikan.
2. Campuran 10% dari bioetanol pada bensin bisa menaikan angka oktan premium menjadi setara dengan Pertamax.
3. Production cost bioetanol relatif rendah. Sehingga bioetanol bisa dibuat oleh siapapun termasuk UMKM hingga home industry.
4. Teknologi dari bioetanol merupakan low technology dan bisa dipelajari untuk masyarakat awam yang pendidikannya terbatas. Namun mempunyai keinginan untuk belajar terutama dalam membuat bioetanol sendiri.
5. Bisa digunakan sebagai bahan kosmetik, bahan bakar, pelarut, hingga bahan minuman keras.