Jakarta, 21 Oktober 2022 – Kabar tak sedap datang dari produsen kendaraan listrik alias Electric Vehicle (EV), Tesla Inc. Saham perusahaan besutan Elon Musk itu, merosot 9 persen pada awal perdagangan. Analis Wall Street menyebut momentum pertumbuhan mobil listrik yang mengalami lonjakan menjadi penyebab turunnya saham Tesla. Selain itu, masalah inflasi dan tantangan logistik menjadi biang kerok merosotnya saham Tesla.
Beberapa pialang pada Kamis, 21 Oktober 2022, terpaksa memangkat target harga mereka di bursa saham, dengan analisis penjualan mobil Tesla yang menurun sepanjang 2022. Perusahaan pialang Wedbush Securities melakukan pemangkasan terbesar senilai 60 dollar AS dan menjadikan targetnya sebesar 300 dollar AS.
“Narasi bullish jelas mengenai masa sulit karena Tesla sekarang harus membuktikan lagi kepada Street bahwa kisah pertumbuhan yang kuat sedang menghadapi berbagai masalah logistik yang bertentangan dengan pelemahan permintaan,” ucap analis Wedbush Securities, Daniel Ives, Kamis, 21 Oktober 2022, mengutip dari Aljazeera.
Sepanjang 2022, saham Tesla turun 37 persen dan menjadi yang terendah dalam kurun 16 bulan di angka 202,5 dollar AS pada awal perdagangan hari ini. Hal ini pun menjadi yang terburuk sejak Juni 2022, lalu. Setelahnya, saham mengalami kenaikan ke nilai 209,43 dollar AS. Namun, kenaikan itu masih di bawah harga penutupan pada Rabu, di nilai 222,04 dollar AS.
- Advertisement -
Berdasarkan laporan pendapatan kuartal pada Rabu kemarin, Tesla kini sedang berusaha mengatasi masalah logistik dan efeknya mungkin kehilangan target pertumbuhan pemasaran produknya sebesar 50 persen pada tahun ini.
Chief Executive Officer (CEO) Tesla Elon Musk mengatakan pada permintaan pasar sedikit lebih sulit daripada yang seharusnya, tetapi perusahaan yakin akan mengalami kenaikan pesat pada kuartal keempat tahun ini. “Saya tidak akan mengatakan kami tahan resesi, tapi tentu saja tahan resesi,” kata Musk.
Sebetulnya, Tesla menargetkan kenaikan penjualan sebesar 50 persen pada tahun ini, dari capaian tahun lalu di mana 936.172 unit mobil Tesla ludes terjual. Tesla terkena dampak negatif valuta asing sebesar 250 juta dollar AS di tengah menguatnya mata uang dollar terhadap mata uang utama lainnya.
“Inflasi biaya bahan baku berdampak pada profitabilitas kami bersama dengan inefisiensi jalan” tulis pernyataan resmi Tesla dari pabrik baru Tesla di Berlin dan Texas dan produksi baterai 4680 terobosan baru.
Sementara itu, Elon Musk mengatakan produksi baterai 4680 yang diklaim lebih unggul di banding baterai Tesla sebelumnya, mendapat respon positif di pasaran. Namun, Wakil Presiden Senior Powertrain dan Teknik Energi di Tesla, Andrew Baligno menyebut masih ada kendala dan tantangan yang harus segera dilewati Tesla terkait pengembangan baterai EV barunya.
Namun, dengan pergeseran ke kendaraan listrik yang mendapatkan momentum secara global, beberapa analis memperkirakan Tesla menjadi penerima manfaat besar. “Saya tidak mempertanyakan permintaan karena EV tidak bisa dihindari,” kata analis Roth Capital, Craig Irwin.
“[Tesla] telah melakukan pekerjaan dengan baik. Akan ada pergeseran ke EV,” tutupnya.