Jakarta, 1 November 2022 (SAHITYA.ID) – Bagaimana jadinya bila lampu tak kunjung ditemukan. Mungkin ruangan di rumah-rumah tak akan terang seperti sekarang ini. Lampu cempor atau lilin menjadi solusi.
Namun hal itu tidak terjadi kok, di mana lampu memang benar-benar ditemukan di abad ke-18. Fenomena di atas hanya terjadi bila aliran listrik dari PLN mati. Maka menyalakan lilin menjadi solusi paling efektif.
Sejarah penemuan lampu terus berkembang. Dari mulai penemuan lampu pijar hingga terkini orang-orang sudah mulai banyak menggunakan lampu LED yang merupakan kependekan dari Light Emmiting Diode.
Lampu LED merupakan komponen elektronika yang mampu memancarkan cahaya monokromatik ketika diberi tegangan maju. Lampu LED memiliki keunggulan dari segi usia yang jauh lebih lama dibandingkan lampu pijar.
- Advertisement -
lampu LED pun terbilang lebih hemat daya listrik dibandingkan dengan kompetitornya, yakni lampu pijar ataupun neon. Ditambah, lampu LED diketahui lebih terang dibandingkan lampu jenis lain. Beberapa chip bahkan dapat menghasilkan lebih dari 300 lumen per watt.
Berbeda dengan lampu pijar ataupun neon, lampu LED mampu menghasilkan cahaya maksimal tanpa perlu waktu pemanasan. Namun dari segi harga, lampu LED tentu lebih mahal dibandingkan dengan lampu biasa.
Cahaya yang dihasilkan lampu LED merupakan energi elektromagnetik yang dipancarkan di bagian spektrum dan dapat dilihat. LED merupakan sejenis diodasemikonduktor istimewa. LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh.
Bagaimana ceritanya lampu LED tersebut ditemukan dan siapa orang yang mulai menemukan LED? Mengutip dari Evergreenenergy.co.uk, seorang insinyur asal Inggris, Hendry Joseph Round berhasil menemukan electroluminescence yang menjadi jantung lampu LED, pada 1907.
Fenomena optik dan aliaran listrik ini bekerja menggunakan arus struktur yang disebut positif-negatif junction hingga menghasilkan cahaya. Namun, butuh waktu hampir dari setengah abad, penemuan ini bisa memberikan manfaat besar, efektif diproduksi massal dan dijual secara komersil.
PAda 1950, penggunaan lampu LED mulai populer. Namun LED tersebut tidak diperuntukan guna menerangi ruangan di rumah-rumah, melainkan difungsikan untyk memutar musik pada pemutar rekaman.
Baru pada 1962, riset terkait LED terus berkembang hingga ditemukannya LED merah dan diikuti oleh LED berwarna kuning dan oranye. Baru pada 1970-an, sebuah perusahaan di Amerika Serikat, bernama Fairchild Optoelectronics, memasarkan lampu revolusioner tersebut ke pasaran.
Sejarah LED tak lepas dari peran tiga ilmuan asal Jepang, Profesor Hiroshi Amano, Isamu Akasaki dan Shuji Nakamura. Mereka berhasil mengembangkan lampu LED pada 1990.
Ketiganya menggabungkan LED biru, merah dan hijau yang sudah ditemukan sebelumnya, hingga akhirnya terciptalah generasi lampu LED yang lebih hemat energi.
Berkat kegigihannya dalam meneliti hingga menemukan lampu LED generasi terbaru, ketiganya didapuk mendapatkan penghargaan Nobel Fisika pada 2014.