Jakarta, 27 Oktober 2022 – Tak asing di telinga kita istilah “jejak karbon”. Sahabat Sahitya.id, apa sih sebenarnya jejak karbon itu? Bagaimana langkah kita mengurangi jejak karbon yang bisa menyebabkan krisis iklim. Serem gak tuh, ternyata jejak karbon menjadi salah satu penyebab iklim bumi jadi rusak.
Mengutip dari laman zerowaste.id, jejak karbon atau dikenal dengan istilah lain carbon footprint, merupakan jumlah karbon alias gas emisi yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dalam kurun waktu tertentu.
Jejak karbon yang kita hasilkan tanpa disadari akan memberikan dampak negatif bagi kehidupan kita di bumi. Misalnya, kekeringan, kekurangan sumber air bersih, hadirnya cuaca ekstream, bencana alam, perubahan produksi rantai makanan hingga berbagai kerusakan alam lainnya.
Penyebab jejak karbon
- Advertisement -
Jejak karbon disebabkan karena aktivitas kita sehari-hari yang bisa memicu hadirnya emisi karbon seperti menggunakan kendaraan, penggunaan energi listrik, konsumsi makanan dan yang lainnya.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana ceritanya kita makan steak kok bisa berujung pada jejak karbon. Yuk simak penjelasan di bawah ini.
1. Penggunaan kendaraan
Mayoritas kendaraan saat ini berbahan bakar energi fosil, seperti bensin, solar, ataupun gas. Saat mesin kendaraan dihidupkan tentu akan menghasikan gas buang yang mengandung emisi karbon. Nah, gas buang itu merupakan jejak karbon dari kendaraan yang dioperasikan.
Saat kita ingin bepergian menggunakan kendaraan pribadi, artinya kita turut berkontribusi untuk menghasilkan lebih banyak gas emisi (Co2). Apalagi saat diterjang macet, di mana kendaraan yang kita tunggangi akan menjadi panas dan melepas gas emisi ke udara. Semakin parahlah jejak karbon yang kita kontribusikan.
2. Penggunaan energi listrik dan air
Listrik menjadi hal wajib dalam kehidupan kita. Berbagai macam aktivitas tak bisa terlepas dari setruman energi listrik. Semisal, saat malam datang, lampu pasti dinyalakan menggunakan energi listrik. Belum lagi, saat hendak menggunakan gawai, tentu membutuhkan daya listrik karena apalah artinya iPhone 14 Pro Max tanpa adanya setrum.
Peralatan elektronik yang membutuhkan daya listrik ternyata dapat menghasilkan gas emisi yang bersumber dari proses pembakaran energi fosil dalam pembangkit listrik. Nambah lagi tuh jejak karbon kita.
Begitupun penggunaan air yang ternyata membutuhkan banyak energi agar air itu dinyatakan bersih dan layak dikonsumsi. Alhasil, jangan boros air dan hemat menggunakan energi listrik yes, Bestie!
3. Konsumsi makanan
Lah, apa maksudnya konsumsi makanan kok bisa menghasilkan gas emisi, bukannya saat kita menyantap nasi goreng yang ada bikin kenyang bukannya bikin emisi karbon. Santai sahabat Sahitya, tetap relaks dan simak dulu penjelasannya.
Makanan yang biasa kita konsumsi menjadi salah satu sumber gas emisi, terutama jika makanan itu berpotensi jadi gunungan sampah. Jejak karbon lahir dari mulai ekstraksi bahan baku, proses produksi, proses distribusi hingga makanan tersebut ada di depan meja dan siap disantap.
Contohnya, daging sapi, yang menghasilkan jejak karbon cukup tinggi. Daging sapi merupakan salah satu penghasil gas emisi terbesar di dunia, belum lagi apabila daging sapi itu didatangkan dari luar negeri yang tentumembutuhkan biaya transportasi yang juga menghasilkan jejak karbon.
Ilustrasi sederhana lainnya, 1 kilogram kopi yang berasal dari luar negeri juga ternyata menghasilkan jejak karbon sebesar 4,82 kilogram. Hal ini disebabkan oleh proses pertanian kopi, proses pascapanen, pengemasan, distribusi hingga akhirnya kopi tersebut diseduh.