Jakarta, 11 November 2022 (SAHITYA.ID) – Pemerintah Provinsi Bali terus bersiap guna menyambut perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang rencananya dilangsungkan pada 15-16 November 2022, mendatang.
Kesiapan tersebut tidak hanya terkait infrastruktru dan pengamanan saja, melainkan dukungan masyarakat yang cukup antusias guna menyambut dihelatnya KTT G20. Selain itu, dampak positif pun didapatkan masyarakat berupa meningkatnya sektor ekonomi di Bali.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Pemprov Bali, Gede Pramana dalam jumpa pers G20 Update dengan tema ‘Kesiapan Pulau Dewata Sukseskan G20, yang digelar tim komunikasi dan media G20 secara virtual belum lama ini.
[inline_related_posts title=”Baca juga:” title_align=”left” style=”list” number=”3″ align=”none” ids=”” by=”categories” orderby=”rand” order=”DESC” hide_thumb=”no” thumb_right=”no” views=”no” date=”yes” grid_columns=”2″ post_type=”” tax=””]
- Advertisement -
Menurutnya, fokus utama Pemprov Balui yakni mempersiapkan infrastruktur, keamanan dan kesehatan dalam rangkaian KTT G20. Pemprov Bali gotong royong dengan berbagai pihak termasuk masyarakat guna menyukseskan KTT G20.
“Kami memastikan kesiapan sektor-sektor tersebut. Tapi tidak kalah penting adalah masyarakat yang begitu antusias menyambut tamu, menyukseskan acara, sampai dengan memanfaatkan peluang yang tercipta dari gelaran internasional, khususnya KTT G20,” ujar Gede Pramana.
Ia mengakui sejumlah pertemuan rangkaian Persidensi G20, yang digelar di beberapa lokasi di Bali, membawa berkah bagi perekonomian masyarakat setempat. Pendukung utama perekonomian Bali yakni sektor pariwisata pun ikut meningkat. Ia berharap helatan KTT G20 bisa menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi Bali setelah sebelumnya lesu akibat hantaman pandemi Covid-19.
“Masyarakat sangat mendukung dan bergotong-royong memberikan layanan terbaik. Ajang ini juga akan membuka mata bahwa Bali dan Indonesia secara keseluruhan adalah tempat yang aman untuk ajang kelas dunia. Harapannya pariwisata tumbuh kembali yang dampaknya pasti pada pergerakan ekonomi bukan hanya daerah tapi juga masyarakat secara individu,” kata Gede Pramana.
Selain itu, lanjut Gede, adanya beberapa kegiatan di Bali akan memberikan pemahaman bahwa Bali bisa menjadi tuan rumah berbagai kegiatan nasional maupun internasional. Bukan hanya kesiapan infrastruktur tapi juga keamanan maupun penyambutan masyarakatnya.
Ia pun mengatakan terus mendorong pembangunan yang merata di seluruh wilayah pulau Dewata. Sebut saja terkait pembangunan yang mendukung pariwisata, di Bali bagian Selatan yang selalu menjadi primadona tujuan wisatawan. Kini Bali bagian Utara pun terus berbenah dan bersolek agar mampu menarik wisatawan untuk pakansi ke sana.
“Jadi masyarakat dan wisatawan itu tidak hanya tahu Bali bagian selatan. Kami pastikan bagian utara pun tak kalah menarik. Kami juga terus menata beberapa kawasan untyk jadi andalan sektor pariwisata,” kata dia.
Gede Pramana menjelaskan proses renovasi Bandara I Gusti Ngurah Rai khususnya beberapa ruang VVIP telah dilakukan. Begitu pula jalan dari Bandara menuju ke hotel-hotel yang menjadi tempat para delegasi.
Sementara terkait pengamanan, Pemprov Bali dikatakannya bekerja sama dengan pihak TNI dan Kepolisian Daerah Bali untuk memastikan meminimalisir potensi kerusuhan atau hal yang menggangu kegiatan KTT G20.
“Kami pun melibatkan sistem pengamanan berbasis Desa Adat atau yang kami sebut Sipandu Beradat. Di sini Pecalang akan memegang peranan penting,” tandasnya.
Optimisme Bali bangkit setelah KTT G20
Ketua Bali Tourism Board, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, mengakui Presidensi G20
Indonesia 2022, dari gelaran side event-nya hingga KTT pada November mendatang, membangun banyak optimisme bahwa dalam waktu yang tidak lama, sektor pariwisata Bali dan Indonesia secara keseluruhan, bangkit usai dihantam pandemi Covid-19.
Pertama, katanya, ajang internasional negara-negara G20 tersebut secara ekonomi akan menjadi booster. “Seiring dengan perbaikan penanganan COVID-19, ajang ini membuat kunjungan wisata terjadi kembali. Kita mendapatkan berkah. Terbukti sekarang hotel-hotel mengalami peningkatan kunjugan. Bahkan bisa dikatakan normal,” ucapnya.
Kedua adalah dengan adanya KTT memberikan image terhadap bahwa Bali sangat layak menggelar event internasional dan aman untuk dikunjungi. “Ini penting juga,” bebernya.
Ketiga, pembangunan dan perbaikan infrastruktur menjadi faktor penting untuk menunjang sektor pariwisata bergeliat. “Beberapa pembangunan kan dilakukan khususnya saat Presidensi dimulai. Ini berdampak pada kami juga,” katanya
Namun lanjut dia, hal utama yang memberikan optimisme para pelaku industri pariwisata adalah tingkat kunjungan wisatawan nasional maupun internasional. Bahkan kini kunjungan tersebut mencapai angka 10 ribu hingga 15 ribu perhari. Dibandingkan kondisi sebelum pandemi yang mencapai 30 ribu, artinya saat ini geliat pariwisata di Pulau Dewata sudah menyentuh separuh angka saat kondisi normal.
“Ini membangun semangat kami. Ditambah lagi pemerintah pusat dan daerah yang juga terus membangun komunikasi dan kerja sama dengan kami untuk bersama-sama menumbuhkan kembali geliat ekonomi khususnya di sektror pariwisata,” tutupnya.