Jakarta, 25 Oktober 2022 – Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai posisi geografis sangat strategis. Tidak heran bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam yang melimpah. Indonesia pun mempunyai konsumsi energi tertinggi diantara anggota ASEAN. Saat ini Indonesia pun telah menetapkan target jangka pendek dalam meningkatkan energi terbarukan guna membantu memenuhi permintaan yang meningkat tersebut.
Indonesia pun mempunyai pandangan untuk jangka panjang dan berkomitmen untuk bisa mencapai target iklim emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih cepat. Seperti diketahui Indonesia juga mempunyai potensi energi baru dan terbarukan (EBT) yang sangat besar. Mempunyai sumber daya terbarukan yang melimpah seperti matahari, angin, laut, hingga bioenergi membuat Indonesia mempunyai potensi yang sangat tinggi dalam memanfaatkan EBT tersebut.
Potensi Energi Baru Terbarukan di Indonesia Menurut IRENA
Dikutip dari International Renewable Energy Agency (IRENA) atau Badan Energi Terbarukan Internasional dijelaskan bahwa Indonesia mempunyai potensi-potensi untuk energi baru terbarukan di wilayah-wilayahnya menurut analisis IRENA menggunakan sistem informasi geografis (SIG) mengungkapkan salah satu contohnya potensi energi surya di Indonesia bisa mencapai hampir 3.000 GW khususnya di daerah Jawa Timur, Sumatera, Nusa Tenggara, dan Sulawesi. Rata-rata dari penyinaran hariannya berkisar dari 4 kWh sampai 5,8 kWh per meter persegi (PWC, 2018).
- Advertisement -
Adapun tenaga air menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang terbesar di Indonesia pada saat ini karena mempunyai potensi kapasitas 75 GW. Bahkan perkiraan lain menunjukkan kapasitasnya hingga 94,3 GW (DEN).
Kemudian potensi dari angin yang ada di Indonesia mempunyai potensi perkiraan 61 GW, beberapa lokasi di Indonesia yang mempunyai lokasi terbaik dengan kecepatan angin yang tinggi ada di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, hingga sebagian pulau Jawa yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur serta Bali mempunyai potensi angin gabungan sebesar 15,2 GW. Adapun jika dibandingkan dengan potensi yang ada di Nusa Tenggara Timur saja sebesar 12,8 GW (PWC, 2018).
Tidak hanya itu adapun perkiraan dari listrik yang dihasilkan melalui biomassa sendiri bisa menghasilkan sekitar 32,6 GW yang dimana rantai pasokan biomassa tersebut berasal dari industri pertanian besar namun tidak berkembang dan mengakibatkan pemborosan biomassa yang luas (McKinsey, 2020).
Jika melihat sebagian besar potensi tersebut berasal dari kelapa sawit (12,6 GW) serta sekam padi (9,8 GW). Kemudian ada pula limbah padat perkotaan, jagung dan kayu yang dapat menambah 5 GW lagi, potensi-potensi tersebut sekitar setengahnya ada di Sumatera (15,6 GW) dan sepertiga yang lainnya di wilayah Jawa-Bali-Madura. Bahkan sampah pun mempunyai potensi untuk menjadi energi kota sekitar 535 MW (PWC, 2018).
Banyaknya potensi energi terbarukan di Indonesia tentunya membuka pandangan pemerintah dalam melihat dan mempertimbangkan manfaat-manfaat dari potensi energi terbarukan yang ada tersebut. Seperti dikutip dari IRENA Indonesia baru memanfaatkan 2% dari total potensi energi terbarukan sampai saat ini (McKinsey, 2020).