Jakarta, 17 Oktober 2022 – Berbicara tentang energi baru terbarukan (EBT), potensi energi yang bersumber dari panas bumi akan tetap hangat menjadi topik perbincangan. Indonesia dikenal memiliki potensi yang cukup besar terkait pemanfataan panas bumi.
Berdasarkan kajian Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyebutkan ada 312 lokasi panas bumi di wilayah Indonesia. Estimasi potensi energi panas bumi yang dihasilkan menjadi setrum ditaksir mencapai 12.386 megawatt electric (MWe), dan 16.524 MWe cadangan.
Namun, berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, kapasitas terpasang dari PLTP Indonesia, pada awal 2022, mencapai 2.287,05 MW atau sebesar 9,8 persen dari potensi panas bumi yang bisa dikonversi menjadi daya listrik sebesar 23.356 MW.
Data tersebut membuktikan masih perlu dimaksimalkan lagi terkait potensi besar dari panas bumi.
- Advertisement -
Tantangan Pemanfaatan Panas Bumi
Target pemanfaatan panas bumi tertuang dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) panas bumi. Berdasarkan kebijakan tersebut pemanfaatan panas bumi ditargetkan harus mencapai lima persen dalam bauran energi nasional pada 2025, mendatang.
Namun, pengembangan energi panas bumi masih terkendala. Di antaranya, membutuhkan nilai investasi yang sangat besar dan lokasi sumber panas bumi yang terletak jauh dari pusat beban sehingga masih belum bisa dimanfaatkan.
Padahal, berbicara tentang potensi sumber panas bumi, Indonesia dinilai memiliki keandalan lebih besar bila dibandingan potensi panas bumi dunia. Sayangnya, hingga kini potensi kekayaan energi panas bumi masih belum dioptimalisasi, khususnya sebagai energi pengganti bahan bakar minyak.
Di Indonesia, fluida panas bumi masih belum banyak dilirik karena alasan kondisi alam Indonesia yang masih memiliki banyak sumber air, minyak, gas dan batu bara. Ditambah, harga listrik dari fluida panas bumi dianggap mahal dibandingkan dengan listrik menggunakan bahan bakar batu bara.
Seharusnya, Indonesia bisa berkaca dari Filipina yang menjadi negara kedua di dunia untuk kategori pemanfaatan fluida panas bumi menjadi pembangkit listrik. Alasannya simpel, Filipina memilih untuk memaksimalkan panas bumi karena tidak memiliki sumber daya alam lainnya yang bisa digunakan sebagai energi untuk membangkitkan listrik.